Tampilkan postingan dengan label catatan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label catatan. Tampilkan semua postingan

Kamis, 26 April 2018

Setahun

Ternyata setahun sudah berlalu begini saja. Saya melewatkan menulis, tidak posting di blog, bahkan tidak membaca buku. Mungkin sebab jualan di shopee, sebab facebookan mulu, sebab pencarian passion yang entah.

Kemudian saya lelah..

berserakan kosmetik yang setahun mengalihkan dunia saya.


Kamis, 06 Oktober 2016

Perpustakaan di Warsaw, Polandia

Perpustakaan umum, biblioteka publiczna dalam bahasa Polandia, sebelumnya mengalami masa-masa sulit. Bangunan tua, sepi, kurang diminati, pun koleksi buku-bukunya semakin usang. Menghadapi tantangan ini, pemerintah menambah anggaran dan memperbaharui perpustakaan. Mereka melakukan digitalisasi katalog dan sistem keanggotaan dengan software-software baru, pelatihan bagi pustakawan, menambah akses internet, termasuk ke publikasi elektronik, CD musik dan video, serta menyelenggarakan banyak acara menarik di perpustakaan dan mempromosikannya.


Selasa, 04 Oktober 2016

Perpustakaan di Pulau Nami

Siapa tahu Pulau Nami? Tempat wisata ini sangat terkenal di Korea Selatan, termasuk bagi turis Indonesia. Pulau dengan taman dan pepohonan yang indah. Namun kadang terlalu ramai, penuh pengunjung, menjadi sedikit melelahkan terutama bagi introvert seperti saya. Maka, masuklah ke Picture Book Libary, suasananya berbeda!

Banyak tempat wisata serta museum di Korea memang memiliki bagian khusus untuk anak-anak dan memiliki perpustakaan juga. Di Museum Nasional Chuncheon misalnya, ada museum anak dan perpustakaan buku bergambar. Bahkan di taman-taman kota terdapat lemari kecil mirip kotak pos berisi sejumlah buku yang bebas dibaca. Namun, perpustakaan begini biasanya tidak ada fasilitas peminjaman. Buku-buku hanya boleh dibaca di tempat.

Rabu, 29 Juni 2016

cahaya Allah tidak diberikan pada ahli maksiat

Imam Syafi'i memiliki kemampuan hapalan luar biasa. Beliau hafal Al Qur-an pada umur 7 tahun dan hafal kitab Al Muwatha karangan Imam Maliki pada umur 10 tahun. Bahkan saat itu Imam Syafii tidak mempunyai kitab Al Muwatha, hanya meminjamnya. Merasa harus mengembalikan secepatnya, beliau pun berusaha menghafal dalam waktu singkat. Berhasil, kitab itu dihafal dalam waktu sembilan hari saja! Pun ketika remaja, kamar beliau penuh dengan catatan-catatan sehingga terlalu sempit untuk tidur. Lalu Imam Syafii bertekad kuat untuk menghafalnya. Beliau mengurung diri di kamar selama berbulan-bulan. Dan beliau berhasil menghapalnya. MashaAllah. Maka, kamar beliau tidak sempit lagi.

Namun, Imam Syafi'i pernah berkata,“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.”
Imam Syafi’i merenung, menelusuri kegiatannya sehari-hari, mengira-ngira dosa apa yang telah diperbuat. Beliau menelusuri perjalanannya dari rumah ke majelis, beliau pun teringat suatu saat tanpa sengaja beliau pernah melihat seorang wanita sedang menaiki kendaraannya, lantas tersingkap kakinya. Imam Syafi'i melihat aurat wanita yang tidak halal baginya, padahal beliau memalingkan wajah, tetapi beliau menyebut dirinya bermaksiat sehingga merasa sulit menghapal.

Kamis, 10 September 2015

Shalat

Rasulullah bersabda, "betapa banyak orang yang mengerjakan shalat hanya memperoleh letih dan payah".

Selasa, 06 Januari 2015

Fiktif


Perhatian. Cerita ini adalah fiktif belaka. Kesamaan nama dan tempat hanyalah kebetulan semata.

Sabtu, 14 Desember 2013

Pohon Ek dan Labu

Saya ga tahu harus sharing apa. Saya mau bercerita saja, cerita anak-anak. Mungkin beberapa di sini pernah dengar, ga apa-apa ya saya ceritakan lagi? Tentang pohon ek dan labu.

Ada seorang petani ke kebun mau memetik labu yang sudah waktunya dipanen. Sambil memetik, petani ini memperhatikan tanaman labunya. Tanaman itu kecil, pendek, merambat. Saking kecil tangkainya tidak sanggup menopang buahnya. Buah labu yang besar-besak menjadi bergelatakan di tanah.

Petani ini melihat lagi di dekat tanaman labunya ada pohon ek. Pohon ek ini yang banyak ada di taman. Pohonnya tinggi, gede, batangnya kuat, daunnya rimbun. Tetapi buahnya kecil, yaitu biji-biji acorn makanan tupai.

Terus petani itu mikir, hei ini kebalik ga siy? Bukankah yg tanamannya kecil seperti tanaman labu itu seharusnya berbuah kecil juga supaya batangnya bisa menyangga buahnya dengan baik, tidak terbengkalai di tanah dan kotor seperti labu. Sedangkan pohon ek yang besar seharusnya berbuah besar juga, supaya sempurna gagah. Kenapa Tuhan ga adil?

Kelamaan mikir melamun membuat petani mengantuk. Ketiduranlah dia di bawah pohon ek yang sepoi-sepou. Sedang tertidur, tiba-tiba, bluk, satu biji acorn jatuh mengenai kepalanya. Aah, dia pun menemukan jawaban ptanyaannya.

Jadi, apa jawabannya?

Iya, kebayang kalau pohon ek tadi berbuah seukuran labu, lalu banyak orang suka tidur di bawah pohonnya, lalu buahnya berjatuhan. mungkin butuh satu ambulans untuk patroli di satu taman.

Maka, pesan moral dari cerita ini bahwa semua penciptaan, keputusan Tuhan itu sudah dirancang sedemikian tepat dan sempurna. Kalau ada yang kita ragu, ada yang tidak logis, bukan berarti kita berhak mengatakan Tuhan tidak adil. Itu justru karena pemahaman kita belum sampai. Sama halnya kita juga harus yakin semua yang terjadi atas kita juga adalah yang terbaik. Kalau kita sudah berusaha, berdoa sungguh-sungguh tapi tidak juga dikabulkan. Percayalah memang itu yang terbaik buat kita. Allah Maha Tahu dan sayang banget sama kita.

Dihubungkan dengan ayat AlQuran ada di Al-Baqarah ayat 216, bisa sama-sama dibaca.

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الْقِتَالُ وَهُوَ كُرْهٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تَكْرَهُوا شَيْئًا وَهُوَ خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ وَعَسَىٰ أَن تُحِبُّوا شَيْئًا وَهُوَ شَرٌّ لَّكُمْ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ وَأَنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ

"... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui."

Sabtu, 23 November 2013

doa dimudahkan urusan dunia akhirat

mencoba menghapal sebuah doa yang sangat indah..

اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي
وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي
وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي
وَاجْعَلْ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ
وَاجْعَلْ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ

Allahumma ashlihlii diiniilladzii huwa 'ishmatu amrii
wa ashlihlii dunyayaallatii fiiha ma'asyii
wa ashlihlii aakhirotiiallatii fiiha ma'adii
waj'alhayaata ziyaadatan lii fii kulli khoirin
waj'alilmauta roohatan lii min kulli syarrin

Ya Allah perbaikilah agamaku untukku yang ia merupakan benteng pelindung bagi urusanku
dan perbaikilah duniaku untukku yang ia menjadi tempat hidupku
dan perbaikilah akhiratku yang ia menjadi tempat kembaliku
dan jadikanlah hidup ini sebagai tambahan bagiku dalam setiap kebaikan
dan jadikanlah kematian sebagai kebebasan bagiku dari segala kejahatan

HR Muslim No. 2720, dari Abu Hurairah

Senin, 03 Juni 2013

Ruang



Bagi saya, hati adalah ruang.

Memutuskan menikah denganmu adalah memiliki ruang baru.
Tanpa sedikitpun mengganggu ruang untuk cinta pertama saya; mama dan keluarga masa kecil.

Memutuskan menikah denganmu adalah mempersiapkan ruang-ruang lain.
Untuk Hilmi.
Seluas ruangmu yang selalu penuh nyala matahari.

Bagi saya, hati adalah ruang.

Apalagi Tuhan memiliki semua dimensinya.

Senin, 14 Januari 2013

"menulis senandika"

Saya lebih ingin menulis untuk menumpahkan kepala saya, meredakan sedih, marah, menyimpan bahagia. Ketika dementor menghisap saya, seharusnya saya punya cukup bukti untuk tidak terus menerus menangis. Ya, ini catatan saya, yang mungkin hanya saya yang mengerti (dan membaca). Bukan "notes of mine" karena saya tidak pernah menulis berbahasa Inggis *oh padahal saya di eropa tetapi kemampuan bahasa saya masih satu ini saja*. Tambahan lagi, template sebelumnya rame sekali namun tidak tepat sasaran.

Kamis, 08 November 2012

tentang ini lagi

Tuhan, maafkan saya. Pada ruang ini saya gagal. Terlalu gelap. Ah, alibi. Sesungguhnya menyerah pada sepi, mengasihani diri sendiri. Saya sudah mengemis pada satu satu etalase. Mereka mengusir saya.

Tuhan, maafkan saya. Menimpakan marah kepada rumah yang tidak pernah bersalah. Mencoba merobohkan cintanya yang bertumbuh, bertahun menjaga saya dalam hangat. Mata saya buta. Betapa Engkau telah menurunkan malaikat di sana. Cukuplah bahagia kami saja.

berbahagia dengan cara kami sendiri

Tuhan, maafkan saya. Mohon jauhkan saya dari kesiasiaan ini. Saya tidak akan lagi meminta dunia mengulurkan tangan. Sayalah yang seharusnya tegar. Saya akan lulus pada ruang ini, pada ujianujian nanti. Sebelum diciptakan kesulitan, bukankah telah diciptakan juga penyelesaiannya?

Tuhan, hanya saya ingin selalu dekat denganMu, dalam damai. Karena ketenangan datang hanya dariMu. *Dan kegalauan adalah karena ketololan saya melupakanMu*

Mulai hari ini bolehkah semuanya kembali baik lagi?

Kamis, 04 Oktober 2012

Senandika



Galau pada saya adalah terjadinya mutasi gen CHRNA4. 
Terus menerus membuka facebook, padahal tidak ada yang berubah.

Rabu, 26 September 2012

Belajar Foto: Eksposur

Pernah mengikuti workshop fotografi. Nyatanya, saya murid gagal. Hehe. Jadi saya harus mengulang belajar dari awal. Menulis saja di sini ya, supaya catatan ilmunya ga hilang lagi.

Rabu, 13 Juni 2012

Saya Tidak Boleh Memarahi Dede

Dede mengacak-acak lemari, menjatuhkan hp, menumpahkan susu, memecahkan sebotol kecap, dan banyak kekacauan lainnya. Barang-barang rusak. Saya harus ngepel lagi. Rrghh! Jengkelnya luar biasa.

Kalau Dede nakal, saya pengen banget marah, membentak, bahkan menjewer Dede. Supaya Dede tau Dede salah, sudah menyusahkan mamanya, Dede ga boleh melakukan itu lagi. Dede pun diam, dengan muka sedih. "Dede masih kecil, Ma. Dede belum ngerti."

Astagfirullah. Iya, Dede masih kecil, masih 1 tahun, gerak motoriknya belum sempurna, jalan pun masih suka jatoh. Dede adalah titipan, bahagia dari Tuhan. Apa saya akan membesarkannya dengan marah-marah? Membentuk pribadi Dede kelak dengan bekal kegagalan mengelola emosi begini? Tahukah Dede kalau saya marah itu karena sangat mencintainya?

Tidak boleh! Saya tidak boleh memarahi Dede!

teganya saya memarahi anak sepolos ini

Dampak buruk pertama, memarahi anak membuat mereka menjadi minder. Anak yang sering diberikan kata-kata negatif akan tertanam pada dirinya bahwa dia selalu membuat kesalahan, tidak berguna, tidak memiliki kemampuan, dan tentu tidak percaya diri.

Kedua, membuat anak menjadi tertutup. Karena sering dimarahi, anak menjadi takut pada orangtua, termasuk untuk bercerita dan berbagi. Padahal orangtua adalah orang yang seharusnya paling dekat dengan anak. Dengan orangtua saja anak sudah menutup diri, apalagi dengan orang lain.

Ketiga, membuat anak menjadi apatis. Saking seringnya dimarahi, anak menjadi tidak peduli. Ketika dimarahi, anak tampak mendengarkan, tapi sebenarnya hanya menganggap angin lalu saja. Anak menjadi cuek dan tidak respek terhadap orang lain.

Keempat, membuat anak menjadi membangkang. Anak tidak suka dimarahi, ada keinginan dirinya untuk melawan tapi tidak mampu. Maka anak akan menunjukkan ketidaksukaannya dengan berbagai cara; (1) sengaja tidak menurut, (2) diam dan tidak melakukan perintah orangtua, atau (3) melambat-lambatkan mengerjakan perintah orangtua, semuanya hanya supaya orangtuanya kesal dan semakin marah. Ada kesenangan tersendiri bagi anak tersebut jika melihat orangtuanya marah. Seiring usia anak yang bertambah, perilakunya akan semakin memberontak.

Kelima, anak meniru temperamen orangtua di lingkungan bermainnya. Anak berpikir bahwa dia yang lebih kuat dapat memaksakan dan menindas teman-temannya yang lebih lemah. Saat dewasa, bukan tidak mungkin anak melakukan hal yang sama terhadap anaknya juga.

Keenam, anak menjadi pribadi yang rentan. Kurangnya kasih sayang membuat anak cenderung depresif, nantinya mudah terpengaruh minuman keras, narkoba, bahkan berpikir untuk bunuh diri.

Naudzubillah. Semoga saya tidak memotivasi Dede menjadi demikian.

Tapi Dede tidak kenapa-kenapa kok kalau saya marahi. Dede diam, pasti sedang mencerna sehingga besok tidak akan mengacau lagi. Yakin? Saya teringat analogi air kolam. Air kolam itu tenang. Coba lemparkan batu, sampah, airnya beriak sebentar, tenang kembali. Kita tidak melihat di dasar kolam yang bersih telah tercemar sebuah batu yang kotor. Coba lemparkan batu lagi, sekali lagi, sekali lagi.

Anak memang tidak menunjukkan perubahan psikologisnya secara langsung setelah dimarahi. Namun perubahan buruk itu terjadi, bertambah, sesering kita memarahinya, sebanyak batu-batu yang dilemparkan ke dasar kolam. Suatu saat jumlahnya akan sangat banyak, akan kasat mata juga. Batu-batu itulah sampah yang mencemari kolam. Bentakan-bentakan itu juga sampah yang mencemari psikologis anak.

Maka, mulai sekarang, berjanjilah, saya tidak boleh memarahi Dede.

Jumat, 01 Juni 2012

Akhirnya, Saya Muak Berjejaring Sosial

"Twitter makes you think you are wise, foursquare makes you think you are a traveler, instagram make you think you are a photographer, facebook make you think you are friendly. But in the real world you are nothing." 



Di sini, dibanding sebuah desa di kabupaten Bandung Barat, akses internet jauuh lebih bagus. Saya menjadi sangat intensif menggunakannya, unlimited. Apalagi karena di dunia nyata kini saya nyaris tidak punya teman, selain papa dan dede. Sehingga kalau sebentar saja ada senggang, saya pasti membuka facebook, mencari kesenangan dari teman-teman maya. Saya membaca semua status, wall, notes, foto, link apapun. Dan berkomentar.

Dia ini, setiap mau tidur, mau makan, mau pergi kemana kemana, pasti bikin status. Apa kalau mau ee juga harus bikin status? Memangnya dia siapa, penting ya buat seluruh dunia tau dia lagi ngapain?!

Si ini, statusnya mengeluh terus, "Ga suka ujan". Besoknya bikin status lagi, "Ga suka mataharinya panas". Besoknya lagi bikin status lagi, "Ga suka AC-nya terlalu dingin". Maunya apa sih?!

Yang ini lagi, baru bikin jurnal nasional aja pengumuman, makan di Subway aja pamer, bulan madu ke Bali update foursquare tiap menit. Bahkan shaum, jumatan, tilawah, dan qiyamul lail pun diceritakan. Subhanallah sekali.

Foto-foto ini pula. Mindahin hardisk ke facebook? Udah fotonya amatir, orangnya ga cakep, mukanya zoom in semua. Menganggu selera makan!

Link-link yang banyak banget ini juga. Kemarin-kemarin virus, sekarang hoax. Ga bisa ya menunjukkan sedikit kepintaran Anda? Masa berita pembodohan gini di-share?!

Ah, semakin lama saya facebook-an, semakin kreatif saya memaki-maki. Akan semakin banyak saja dosa saya.

Saya memang tidak seekstrim yang tidak-lulus-UN-Bahasa-Indonesia karena keracunan bahasa alay di media sosial. Saya tidak kenalan dengan pria maya, janjian, kabur dari rumah, atau selingkuh. Saya juga tidak membunuh anak saya yang mengganggu ketika saya ber-facebook. Namun begini saja, saya sudah cukup merasakan dampak negatif jejaring sosial. Saya muak. Saya menyerah.

Saya memutuskan untuk berhenti, deactivated account. Iyan tidak setuju. Papa mengira gangguan kejiwaan saya muncul lagi, setelah dulu saya pernah merasa mungkin skizofrenia. Maka, demi tetap terhubung dengan keluarga di tanah air, demi meyakinkan papa kalau saya baik-baik saja, facebook account saya kembali.

Hanya saya terpaksa me-remove beberapa teman yang membuat saya hampir gila. Saya meng-hide newsfeed yang sering menimbulkan maki-maki. Papa juga meng-uninstall facebook mobile saya yang terlalu menggoda untuk diklik. Ya, solusi sebenarnya adalah saya harus mengurangi waktu ber-facebook. Bukankah yang berlebihan memang tidak baik?

Mohon doanya ya teman, semoga saya bisa menjadi warga facebook yang istiqamah.

Jumat, 30 Maret 2012

Solilokui Catatan-catatan Saya

Aku adalah catatan sebelum terbit. Seandainya aku punya kepala imajiner, banyak hal menarik berpusar di sana, ide-ide yang berdiskusi, meletup. Sayang menjadi kosong untuk terbaca; hanya berdesakan dalam pikirku, berantakan, mencuat sepenggal, berhenti sebelum menemukan makna. Maka ceritaku akan membingungkan saja. Mereka tidak mengerti, mungkin bilang buang-buang konsentrasi.
Kenapa begitu lambat menyusun kata? Coretan berkonsep berhitung, bahkan revisi berkali-kali. Mencipta alur. Membuat penokohan. Mengganti latar. Namun tetap masih dangkal, masih ambigu, masih tersisa biasa, terlalu datar. Pun setelah lama mencari kesempurnaan, meski berdasar selera sendiri. Ternyata tak berarti sesuatu baginya. Belum seribu.

Sekali ingin belajar sastra, menulis hitam, atau senja. Ah tapi aku menyerah. Toh pemilikku tidur. Apa dikira mimpi terwujud tanpa berjuang?

Jumat, 22 Juli 2011

Kata Pengantar

ini atas ide dari papaMi tersayang, Dikhi Firmansyah.
kalau dulu diary nya banyak dendam kesumat, santet-santet dari dunia kegelapan,, semoga catatan yang sekarang jadi penuh cinta, secinta Rapunzel pada pangerannya, seseru cerita Rosalinda dan Fernando Jose. hehe

konsepnya, ya tentang apapun yang pengen saya tulis; tentang saya, tentang keluarga, temen-temen, banyak hal di sekitar saya. tapi harus nabung nabung dulu bikin tulisan. karena saya ga se-produktif orang-orang yang dalam sehari udah bisa bikin sinetron putri yang ditukar spesial tiga episode.

jadi kangen papaMi. huhu. papa terbaik sedunia akhirat.