Rabu, 29 Juni 2016

cahaya Allah tidak diberikan pada ahli maksiat

Imam Syafi'i memiliki kemampuan hapalan luar biasa. Beliau hafal Al Qur-an pada umur 7 tahun dan hafal kitab Al Muwatha karangan Imam Maliki pada umur 10 tahun. Bahkan saat itu Imam Syafii tidak mempunyai kitab Al Muwatha, hanya meminjamnya. Merasa harus mengembalikan secepatnya, beliau pun berusaha menghafal dalam waktu singkat. Berhasil, kitab itu dihafal dalam waktu sembilan hari saja! Pun ketika remaja, kamar beliau penuh dengan catatan-catatan sehingga terlalu sempit untuk tidur. Lalu Imam Syafii bertekad kuat untuk menghafalnya. Beliau mengurung diri di kamar selama berbulan-bulan. Dan beliau berhasil menghapalnya. MashaAllah. Maka, kamar beliau tidak sempit lagi.

Namun, Imam Syafi'i pernah berkata,“Aku pernah mengadukan kepada Waki’ tentang jeleknya hafalanku. Lalu beliau menunjukiku untuk meninggalkan maksiat. Beliau memberitahukan padaku bahwa ilmu adalah cahaya dan cahaya Allah tidaklah mungkin diberikan pada ahli maksiat.”
Imam Syafi’i merenung, menelusuri kegiatannya sehari-hari, mengira-ngira dosa apa yang telah diperbuat. Beliau menelusuri perjalanannya dari rumah ke majelis, beliau pun teringat suatu saat tanpa sengaja beliau pernah melihat seorang wanita sedang menaiki kendaraannya, lantas tersingkap kakinya. Imam Syafi'i melihat aurat wanita yang tidak halal baginya, padahal beliau memalingkan wajah, tetapi beliau menyebut dirinya bermaksiat sehingga merasa sulit menghapal.

Rabu, 22 Juni 2016

Taman di Chuncheon

Chuncheon adalah ibukota provinsi Gangwon-do, berjarak hanya 75 km ke Seoul. Saya membayangkannya mirip kota Bandung, ibukota propinsi Jawa Barat. Ternyata berbeda. Chuncheon masih pedesaan, tidak banyak gedung tinggi, tidak ada mall, tidak banyak penduduknya. Satu faktor penariknya mungkin hanya Universitas Kangwon.

Rabu, 15 Juni 2016

11 Hal Menarik tentang Orang Polandia

Sebelum cukup qualified untuk menulis tentang Korea Selatan, saya tulis tentang Polandia dulu ya. Berdasarkan pandangan subjektif saya, orang Polandia itu....

Rabu, 01 Juni 2016

Pariwisata Korea Selatan

Sebelumnya saya membayangkan Korea Selatan ya ginseng (ga pernah beli karena mahal), K-Pop (ga suka karena cowo feminim itu ga keren), dan Samsung (handphone samsung saya alhamdulillah sudah diganti mito menang undian). Baru kemarin-kemarin saya tahu, Korea juga adalah tujuan wisata yang mendunia. Antrian panjang di Kedutaan Korea di Jakarta menguatkannya; puluhan agen perjalanan yang masing-masing membawa puluhan paspor. Saya juga membaca banyaak review positif Seoul, Nami, sampai Jeju.

Bermacam referensi merujuk istana Gyeongbokgung dan menara Namsan sebagai list teratas tempat yang wajib dikunjungi di Korea. Dari desa Chuncheon, kami pun ke Seoul metropolitan. Benar saja, turis dari berbagai ras memenuhi objek wisata itu, membuktikan kepopulerannya. Bagus? Hmm, sebentar....