Jumat, 12 April 2013

Gdansk

Kurang maksimal di pantai Sopot karena dingin, mungkin seharusnya kami menginap di Gdansk ya. Selain pantai, Gdansk punya kota tua dengan sungai yang indah. Cukup berjalan kaki dari stasiun Gdansk Glowny, yang bangunan stasiunnya sudah sangat artistik. Saking senang tiba di Gdansk, Dede lari-lari sampai jatuh ke kubangan. Dua kali. O em ji dragon!

foto Gdansk yang paling saya suka, dari wikipedia

Masuk ke kota tua adalah menapaki rute kerajaan, karena pada jamannya, wilayah ini merupakan rumah-rumah tinggal para bangsawan terkaya. Mengawali rute kerajaan, kita melewati Gerbang Highland. Dari gerbang sudah terlihat pedestrian lurus, dengan bangunan-bangunan cantik di kanan-kiri, panjang sampai ke sungai.

Selasa, 09 April 2013

Rumah Bengkok

Crooked house, atau krzywy domek terletak di Jalan Bohaterów Monte Cassino, Sopot. Rumah unik yang seperti meleleh ini konon merupakan bangunan yang paling sering difoto di Polandia dan tercatat sebagai salah satu bangunan modern teraneh di Eropa. Tips untuk memotret keseluruhan rumah bengkok secara leluasa adalah pada musim dingin karena pengunjung relatif lengang. Penasaran isi rumahnya bagaimana? Tidak sekeren penampakan luarnya. Ada beberapa toko, restoran, dan cafe. Semuanya lurus, tidak bengkok.


Senin, 08 April 2013

Sopot

Hore libur! Lima jam dengan kereta, kami ke Sopot, sebuah kota kecil bertetangga dengan Gdansk dan Gdynia membentuk tiga kota, trojmiasto. Ketiganya memiliki pantai, diapit oleh bukit-bukit berhutan. Teluk Gdansk, terutama Sopot, terlindung dari laut lepas oleh Hel Peninsula sehingga menjadi pantai paling hangat di laut Baltik.

Rabu, 03 April 2013

a very long long looong winter

Sejujurnya saya pengeen gitu menulis full berbahasa Inggris. Pasti tampak keren ya, menunjukkan penulisnya adalah cendikiawan sejati. Hoho. Apalah daya, penguasaan berbahasa Inggris saya berbanding lurus dengan bakat-bakat terpendam saya yang lain: mengaji, menanam bunga, balap karung, dan membaca not balok. Semuanya jeblok.

Baiklah, saya tidak akan membahas mengapa bakat-bakat saya tersebut terpendam terlalu dalam, sampai tidak bisa diselamatkan lagi. Saya juga memutuskan untuk hanya menulis dalam bahasa Indonesia, tidak dalam bahasa Inggris atau bahasa lain. Kecuali kalau suatu hari nanti saya mahir berbahasa Swahili. Kemudian saya akan belajar menari Afrika juga, *mulai melantur*.