Jumat, 12 April 2013

Gdansk

Kurang maksimal di pantai Sopot karena dingin, mungkin seharusnya kami menginap di Gdansk ya. Selain pantai, Gdansk punya kota tua dengan sungai yang indah. Cukup berjalan kaki dari stasiun Gdansk Glowny, yang bangunan stasiunnya sudah sangat artistik. Saking senang tiba di Gdansk, Dede lari-lari sampai jatuh ke kubangan. Dua kali. O em ji dragon!

foto Gdansk yang paling saya suka, dari wikipedia

Masuk ke kota tua adalah menapaki rute kerajaan, karena pada jamannya, wilayah ini merupakan rumah-rumah tinggal para bangsawan terkaya. Mengawali rute kerajaan, kita melewati Gerbang Highland. Dari gerbang sudah terlihat pedestrian lurus, dengan bangunan-bangunan cantik di kanan-kiri, panjang sampai ke sungai.




Selanjutnya, jalan Dluga dan Dlugi Targ, rute kerajaan yang sebenarnya. Hampir setiap rumah mewah memiliki sejarah tersendiri, dengan arsitektur khas dan perlambang tokoh-tokoh kuno. Bangunan terpopuler di antaranya Balai Kota dan Pengadilan Artus.



Air mancur Neptunus merupakan simbol kota Gdansk. Menurut salah satu legenda, Neptunus berkontribusi terhadap penciptaan Goldwasser, satu jenis minuman beralkohol yang terkenal di Gdanks. Neptunus marah pada orang-orang yang melemparkan koin emas ke dalam air mancur sehingga memukulkan trisula ke air dengat sangat keras. Koin-koin emas pecah berkeping-keping membentuk serpihan kecil yang kini bersinar dalam Goldwasser tersebut.

Rumah Emas, adalah salah satu bangunan paling indah di Gdansk. Mulanya rumah ini adalah tempat tinggal walikota Jan Speyman dan istrinya Judyta. Hingga kini beberapa kabar masih beredar bahwa koridor rumah sering dikunjungi makhluk bercahaya yang konon adalah hantu cantik Judyta Speymann.

Masih di tengah jalan Dluga juga terdapat Jembatan Emas, menunjukkan alegori kebajikan warga negara: kebijaksanaan, keadilan, kealiman, dan Harmoni. Ada menara jam yang di beberapa artikel disebut big ben, yuhuu berasa di Inggris.



Berbelok di ujung jalan Dluga, terdapat Zuraw (terjemahannya the crane, mesin derek?) di atas Sungai Motlawa, simbol paling khas dari Gdansk. Pada abad pertengahan zuraw tersebut adalah yang terbesar di pelabuhan-pelabuhan Eropa, selain sebagai gerbang, juga untuk memasang tiang-tiang kapal dan menangani kargo.

Gdansk juga terkenal memiliki The Grand Mill di kanal Radunia dan aula kota tua. Sayang sekali karena badai salju, Dede nmengangis kedinginan, kami pun tidak melanjutkan mengunjunginya.

Seperti di banyak kota di Eropa, Gdansk juga punya banyak gereja mewah. Gereja Santa Maria adalah gereja bata terbesar di dunia, dengan interior khas abad pertengahan. Jalan menuju gereja ini bahkan adalah contoh tata kota yang kaya dan bersejarah di Gdansk. Selain gereja Santa Maria, ada lagi The Royal Chapel, gereja St Catherine, gereja St Nicolas yang tertua di Gdansk, katedral Oliwa, dan banyak lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar