Selasa, 27 Agustus 2013

Sembilan Belas Bulan

Berturut-turut saya mimpi. Saya, Papa, dan Dede pulang. Bertemu Mama, ah sudah teramat lama rasanya. Kami saling berpeluk kangeen sekali. Mama sendirian. Iyan kerja, katanya. Kami bercerita, melepas cinta yang selama ini berbatas. Saya terus memandangi Mama. Haru, sesak, senang, saya tak ingin bangun...

saya tampak gendut di foto ini *gapenting*


Sudah lebih setahun saya di sini. Sembilan belas bulan. Selain merindu rumah, merindu keluarga, dan merindu mamang keripik setan, saya sangat sangat merindu semua tentang tanah kelahiran. Hujan banjir di perempatan Cihanjuang tetap lebih saya pilih daripada hujan emas di Warsaw. Seramah dan senyamannya Warsaw, saya tetap asing; ga bisa bahasa Polish, ga punya temen, apalagi mengingat bertemu orang-orang menyebalkan. Huhu. Saya ingin tidur saja sampai tahun depan.

Namun sembilan belas bulan ini adalah pengalaman paling kaya. Bukan hanya karena jarak yang lebih dari 14 ribu km. Tetapi di sini saya menemukan banyak pembelajaran. Saking banyak, saya bingung menyusunnya di kepala. Jelasnya, saya belajar full time menjadi ibu, menjadi istri, menjadi muslim, menjadi pribadi yang saya ingin menjadi lebih baik.

Berada di sini adalah perjuangan kami bertiga. Sama-sama mempelajari kehidupan dengan Papa, belajar jujur seperti Dede.

Meski perjuangan, saya tidak akan menyebutnya pengorbanan, karena pengorbanan seolah diam mengharap balas. Sedang saya ikhlas, belajar, dan bahagia menjalaninya. Berada di sini adalah ketulusan.

Berada di sini juga kesempatan, memiliki waktu yang tak terbatas untuk upgrade diri. Bukankah manusia harus selalu bergerak, memberi manfaat untuk sekitar? Sekarang pun meski lambat begini, saya berusaha bermanfaat di rumah kami. Nanti jika Tuhan memberi kesempatan lain, amanah lain untuk manfaat lebih luas lagi, saya ingin sudah siap mengembannya.

Sudah sembilan belas bulan saya di sini. Mudah-mudahan studi Papa lancar, berhasil sehingga tahun besok kami pulang, back for good. Berharap ketika pulang itu kami telah berubah lebih baik dan siap bergerak lebih banyak lagi.

*EdisiMenyemangatiDiriSendiri*

Senin, 19 Agustus 2013

Tambang Garam Wieliczka

Kopalnia soli Wieliczka dibangun pada abad ke-13, menghasilkan garam meja hingga tahun 2007, dan menjadi tambang garam tertua di dunia yang masih beroperasi. Tetapi berangsur penambangan komersial berkurang sampai akhirnya dihentikan karena rendahnya harga garam dan banjir tambang. Kini tambang garam Wieliczka merupakan tempat wisata terkenal, katedral garam bawah tanah, rumah rehabilitasi dan kompleks kesehatan. Pada tahun 1978 tambang garam ini menempati daftar pertama Situs Warisan Dunia UNESCO.

Legenda asal usul tambang berhubungan dengan Putri Kinga dari Hungaria yang akan menikah dengan Pangeran Kraków, Bolesław V Chaste. Sebagai hadiah pernikahan, Putri meminta ayahnya, Raja Bela, bongkahan garam, sesuatu yang sangat berharga di Polandia. Ayahnya membawanya ke tambang di Maramureş, Hungaria. Sang Putri melemparkan cincin pertunangannya di tambang tersebut. Saat tiba di Kraków, Putri meminta para penambang untuk menggali sebuah lubang yang dalam. Para penambang menemukan bongkahan garam dan ketika dibelah, secara ajaib ada cincin pertunangannya di sana. Setelah itu, tempat tersebut menjadi tambang garam dan Putri Kinga adalah santa pelindungnya.

Minggu, 18 Agustus 2013

Wisata Museum di Warsaw

Setelah wisata taman 1, 2 dan wisata mall, sekarang saya akan review wisata museum. Jujur sebagai anak gawul yg rajin nonton dahsyat pagi-pagi, saya ga level getoh dengan museum, its soo geek. Hingga satu waktu memaksa saya mengubah jati diri tersebut. Pada musim panas yang melulu suhunya 37, pada banyak mimpi travelling ke luar negeri, dan Papa yang cuti lebaran dua minggu, betapa rencana liburan ini sempurna menyenangkan. Kecuali nyatanya visa kami diundur sampai hanya-Tuhan-yang-tahu-kapan. Dem! Mari kita bakar kantor imigrasi! Ya, yaa, daripada merencanakan bom bunuh diri dan belum tentu syahid, saya memilih mengakhiri karir sebagai sahabat dahsyat. Kemudian petualangan ke museum-museum pun dimulai. Lalalayeyeye...

Sabtu, 17 Agustus 2013

Air Minum di Warsaw

Penting ya membahas air minum? Saya juga ga yakin ini penting siy. Tapi saya berkali-kali menemukan topiknya, di forum di internet, pertanyaan teman-teman yang baru datang. Alih-alih membahas konflik Mesir atau konspirasi iluminati freemason, saya menulis yang sederhana ini saja.

Seperti di Indonesia, orang-orang di Polandia pun berbeda dalam hal memilih air minum. Ada yang hanya merebus air keran. Sementara sebagian lain akan mengeluh sakit perut, tidak percaya kualitas air di Warsaw. Sebagian lain ini harus selalu beli air kemasan, bahkan untuk anjingnya.