Senin, 19 Agustus 2013

Tambang Garam Wieliczka

Kopalnia soli Wieliczka dibangun pada abad ke-13, menghasilkan garam meja hingga tahun 2007, dan menjadi tambang garam tertua di dunia yang masih beroperasi. Tetapi berangsur penambangan komersial berkurang sampai akhirnya dihentikan karena rendahnya harga garam dan banjir tambang. Kini tambang garam Wieliczka merupakan tempat wisata terkenal, katedral garam bawah tanah, rumah rehabilitasi dan kompleks kesehatan. Pada tahun 1978 tambang garam ini menempati daftar pertama Situs Warisan Dunia UNESCO.

Legenda asal usul tambang berhubungan dengan Putri Kinga dari Hungaria yang akan menikah dengan Pangeran Kraków, Bolesław V Chaste. Sebagai hadiah pernikahan, Putri meminta ayahnya, Raja Bela, bongkahan garam, sesuatu yang sangat berharga di Polandia. Ayahnya membawanya ke tambang di Maramureş, Hungaria. Sang Putri melemparkan cincin pertunangannya di tambang tersebut. Saat tiba di Kraków, Putri meminta para penambang untuk menggali sebuah lubang yang dalam. Para penambang menemukan bongkahan garam dan ketika dibelah, secara ajaib ada cincin pertunangannya di sana. Setelah itu, tempat tersebut menjadi tambang garam dan Putri Kinga adalah santa pelindungnya.


Terletak di kota Wieliczka dalam wilayah metropolitan Kraków, akses ke tambang bisa dengan kereta dari stasiun Krakow Glowny, atau yang termudah dengan bus lokal 304, pilih tiket suburban (strefa 2) seharga 7,6 zl pp dan turun di Wieliczka Kopalnia Soli. Sampai di tambang membeli tiket turis individual, mengantri sesuai bahasa, untuk guide berbahasa Inggris tur dimulai setiap 30 menit. Tiket individual bahasa Polandia berharga 52 zl, sedangkan tiket individual bahasa asing berharga 75 zl, serta tambahan 10 zl jika membawa kamera.



Tambang garam Wieliczka mencapai kedalaman 327 meter dan panjang lebih dari 287 kilometer. Keseluruhan dinding dan atap tambang berupa gua garam kasar berwarna abu-abu, bukan putih kristalin karena masih bercampur mineral lain. Tambang ini memiliki danau asin bawah tanah dengan refleksi yang indah. Pada rute turis sepanjang 3,5 kilometer (kurang dari 2% panjang tambang keseluruhan) terdapat tangga kayu dengan banyaak sekali anak tangga, patung-patung bersejarah yang diukir dari batu garam; Nicolaus Copernicus, Johann Wolfgang von Goethe, Alexander von Humboldt, Fryderyk Chopin, Dmitri Mendeleyev, Bolesław Prus, Ignacy Paderewski, Robert Baden-Powell, Jacob Bronowski, Pope John Paul II, Bill Clinton, lukisan-lukisan Leonardo Da Vinci, dan banyak lagi. Tambang ini juga menampilkan tiga kapel dan katedral yang seluruhnya diukir dari garam oleh para penambang. Setelah turun sangaat dalam memasuki tambang, pengunjung tidak perlu khawatir cape-cape kembali naik tangga karena dapat pulang ke atas dengan lift kurang dari semenit.




Dengan sekitar 1,2 juta orang pengunjung per tahun, tempat wisata ini sepadat kebun binatang saat lebaran. Satu kelompok tur anggotanya lumayan banyak untuk menyimak detail penjelasan sang guide. Waktu tur di satu-satu ruang juga harus "pas" supaya tidak bertabrakan dengan kelompok lain. Namun masih nyaman karena pengelola dan pengunjung begitu tertib; mengantri masuk, mengantri pulang di lift, dan bergantian di spot memotret. Membayangkan di Indonesia, pesimis sekali, semua antrian rapi ini akan berubah kacau sekacau-kacaunya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar