Bermacam referensi merujuk istana Gyeongbokgung dan menara Namsan sebagai list teratas tempat yang wajib dikunjungi di Korea. Dari desa Chuncheon, kami pun ke Seoul metropolitan. Benar saja, turis dari berbagai ras memenuhi objek wisata itu, membuktikan kepopulerannya. Bagus? Hmm, sebentar....
istana Gyeongbokgung |
Sebagai sumber devisa dan penyedia lapangan kerja, industri pariwisata mendapat perhatian serius dari pemerintah Korea. Pembenahan infrastruktur dilakukan besar-besaran, namun tetap mempertahankan budaya khas Korea. Termasuk membangun resor wisata terpadu yang menggabungkan hotel, kasino dan tempat pertunjukan seperti di Pulau Jeju dan beberapa wilayah lain. Faktor infrastruktur ini menjadikan wisatawan nyaman untuk datang dan menginap di Korea.
tarian tradisional kerap dipertunjukkan di tempat publik |
Fasilitas umum dibenahi, termasuk menyediakan toilet bersih dan gratis (penting ini) di banyak tempat umum bahkan di luar kota metropolitan. Transportasi publik juga relatif nyaman, canggih: dengan sistem uang elektronik, mudah: bilingual, dan terintegrasi. Subway Seoul metropolitan merupakan salah satu subway terbaik dan tersibuk di dunia. Juga fasilitas detail lainnya, seperti menyediakan informasi lengkap mengenai tempat wisata dalam berbagai bahasa; mencakup papan informasi, brosur, peta, dan website yang sangat update. Bagi wisatawan muslim, Korea spesial menyediakan restoran halal, mushola, selain mesjid-mesjid yang telah ada. Tambahan lagi, terdapat banyak pasar khusus yang dikelola secara rapi untuk pedagang, selain mall high-end, sehingga tempat wisata tidak sesak oleh PKL dan pedagang asongan. Dengan kenyamanan-kenyamanan itu, jumlah kunjungan ke Korea meningkat lebih dari 14% pertahun. Bandingkan dengan Indonesia yang pertumbuhannya hanya 9,39%.
Info terbaru, Korea berencana meningkatkan pariwisata pegunungan. Karena lebih dari separuh Korea Selatan adalah pegunungan yang selama ini tidak boleh dibangun gedung maupun jalan. Peraturan pemerintah kini menunjuk gunung-gunung tertentu yang aman sebagai zona wisata. Oia, daerah pegunungan adalah tempat budidaya ginseng yang ideal. Budidaya ginseng ini harus lebih dari 6 tahun, memenuhi standar ketat demi menjaga citra ginseng sebagai simbol nasionalisme bangsa Korea, sampai perlu izin khusus untuk membawa tanaman dan akar ginseng ke luar negeri.
Korea memang sukses menciptakan brand-image sebagai destinasi wisata kelas dunia. Padahal kalau menurut saya sebenarnya tidak terlalu menarik, masih kalah dibanding keindahan kota-kota di Eropa, apalagi keindahan alam Indonesia. Misalnya istana Gyeongbokgung dan menara Namsan tadi, sungguh jauh lebih bagus istana-istana di Polandia dan menara Eiffel. Konon kecantikan pulau Jeju juga tidak sebagus pulau Bali. Barisan pohon di pulau Nami juga hanya serupa Dago Pakar di Bandung. Akan tetapi, mereka begitu piawai mengemas suatu objek wisata, mempromosikan, menghubungkannya dengan film atau K-pop, sehingga pulau Jeju dan pulau Nami terkenal ke seluruh bumi. Menakjubkan!
N Seoul tower |
Fyi, Korea Selatan dengan penduduk sekitar 50 juta orang ini merupakan salah satu negara dengan pendapatan perkapita terbesar di Asia, bahkan dunia, yakni 26.000 USD per tahun. Bandingkan dengan Indonesia yang baru mencapai 3.500 USD per tahun. Padahal pada 1950-an, negeri dengan alam yang tandus dan minim sumber daya alam tersebut masih termasuk kategori negara miskin dengan pendapatan perkapita di bawah 100 USD, tetapi mereka berhasil melipatgandakan pendapatan sampai 250 kali lipat dan terus bertumbuh. Pendorong utamanya karena strategi pembangunan ekonomi yang cemerlang, yaitu pengembangan industri berorientasi eksport, didukung pembenahan infrastruktur dan penciptaan iklim investasi yang kondusif. Seluruh elemen masyarakatnya memiliki kesadaran kuat tentang pentingnya disiplin, kerja keras, dan akuntabilitas. Hasilnya, Korea menjadi negara industri dengan ekspor utama barang elektronik, mobil, dan minyak jadi, walau tidak memiliki sumber minyak mentah tetapi merupakan negara pengekspor minyak jadi. Tambahan lagi, industri pariwisata, musik, dan fashion, kini telah memberi sumbangan besar bagi perekonomian mereka.
Kembali ke keberhasilan pariwisata Korea, hal ini tidak lepas dari strategi pemasaran secara agresif di luar negeri. Salah satu strateginya melalui Hallyu, gelombang budaya pop Korea Selatan yang menyebar global ke berbagai negara. Hallyu telah memicu banyak orang mempelajari budaya dan bahasa Korea selanjutnya menarik untuk datang ke Korea. Pemerintah Korea mendukung melalui berbagai kebijakan yang mendorong kemajuan produk industri kreatif dalam negeri, misalnya penyelenggaraan berbagai event seni budaya, festival film dan musik bertaraf internasional, juga beasiswa kepada pekerja seni untuk menempuh pendidikan di Amerika Serikat sehingga dapat menerapkannya ketika kembali ke Korea. Industri entertainment berkualitas menjadi salah satu kunci penggerak pariwisata.
Belakangan, wajah rupawan para artis Korea juga menjadi dambaan orang-orang. Peluang itu dimanfaatkan untuk mengembangkan wisata medis khusus operasi plastik. Korea optimis karena memiliki dokter-dokter, rumah sakit, serta klinik bedah plastik dengan kualitas baik dan standar prosedur yang ketat. Daerah Gangnam di Seoul terkenal sebagai lokasi rumah sakit dan klinik kecantikan langganan artis-artis Korea. Sebagai sumber devisa yang memberikan sumbangan nominal tertinggi dalam sektor pariwisata, wisata medis ini umumnya digabungkan paket wisata hiburan dan belanja. Maka, lengkaplah Korea sebagai tujuan wisata dambaan dan terkenal di seluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar