Menunaikan zakat harus memperhatikan adab berikut.
Memahami makna zakat -mengapa menjadi salah satu rukun islam-, sebagai komitmen kepada tauhid, menyucikan jiwa dari sifat kikir, serta sebagai syukur nikmat.
Kita bersyahadat merupakan komitmen kepada tauhid, tidak mencintai kecuali Yang Maha Esa. Tauhid ini diuji dengan meninggalkan apa yang dicintai, yaitu harta -sarana kenikmatan dunia-. Buktikanlah pengakuan cinta kita kepada Zat yang dicintai, lepaskanlah harta tambatan hati kita.
Pun pada dasarnya manusia bertabiat kikir sehingga zakat dan infaq penting untuk menyucikan jiwa. Sifat kikir akan hilang dengan membiasakan diri menginfakkan harta, karena cinta terhadap sesuatu tidak dapat diputus kecuali dengan memaksakan diri.
"Ada tiga hal yang dapat membinasakan, (yaitu) kekikiran yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang terhadap dirinya sendiri."
"Ada tiga hal yang dapat membinasakan, (yaitu) kekikiran yang dituruti, hawa nafsu yang diikuti, dan kekaguman seseorang terhadap dirinya sendiri."
Waktu penunaian zakat. Segerakan. Bila batin menyeru kebaikan, ialah bisikan malaikat, maka segeralah didengarkan karena hati cepat berubah. Pilih juga waktu penunaian zakat yang utama supaya pahalanya berlipat.
Merahasiakan, lebih selamat dari riya dan sum'ah. Atau menampakkan, jika mendorong orang untuk mengikuti sementara ia tetap menjaga batin dari riya. Tidak merusak dengan mengungkit-ungkit dan menyakiti penerima sedekah. Menganggap kecil infaknya. Bagaimana mungkin menganggap besar 25% atau 2,5%? Sepantasnya kita menyesal karena itu sedikit. Kalaupun mendermakan seluruh harta atau lebih banyak, bagaimana mungkin menganggapnya besar, padahal harta itu milik Allah, Dia yang Maha Baik memberikan rejeki harta kepada kita, memberi taufik untuk kita mendermakannya. Bagaimana mungkin menganggap besar infak kita jika kita masih pamrih mengharap balasan dari Allah? Seharusnya kita malu, dituntut untuk mengembalikan harta titipan tetapi masih menyimpan sebagian besar. Semua harta milik Allah, menginfakkan seluruhnya lebih disukai, tetapi Allah tidak memerintahkannya karena akan teramat berat bagi tabiat kita yang kikir.
"...Lalu mendesak kamu (supaya memberikan seluruhnya) niscaya kamu akan kikir..." (QS Muhammad: 37)
"...Lalu mendesak kamu (supaya memberikan seluruhnya) niscaya kamu akan kikir..." (QS Muhammad: 37)
Memilih harta terbaik, paling dicintai, paling halal. Dan mencari penerima zakat yang menumbuhkan (pahala) zakat, yaitu delapan golongan mustahiq yang juga orang-orang bertakwa, ahli ilmu, bukan peminta-minta, dan hendaknya termasuk kerabat demi silaturahmi.
.. dari Tazkiyatun Nafs, bab zakat dan infak ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar