Dari banyak persiapan buat ketemu PapaMi di Warsaw, bikin visa adalah hal paling ribet. Mulai dari mengumpulkan dokumen sampai bolak-balik ke Jakarta. Dan saya ga suka Jakarta. Panas, macet, nyasar.. Namun dibandingkan cerita orang yang bikin visa di kedutaan Amerika Serikat yang ditolak berkali-kali, pengalaman saya ini tidaklah seberapa.
Rabu, 28 Desember 2011
Sabtu, 26 November 2011
Mencintamu adalah Bahagia
Tidak sekalipun terpikir memilikimu, terlebih mencintamu.
Secepat ini.
Ketika Tuhan mencipta, nyatanya tidak bersama satu ruang cinta dalam hati saya, buatmu.
Kosong. Kenapa kamu harus di sini?
Hingga satu pagi di Januari..
Ruang itu belum juga hadir.
Dan kita dipisah.
Kamu meninggalkan saya yang belum mengenal adamu.
Saya ingin melihatmu, sekali.
Selangkah demi selangkah, menemukanmu.
Kamu yang kecil, tertidur.
Dengan jarum-jarum menusuk, menyambung banyak selang menyanggamu.
Kamu masih belum bisa minum.
Kamu menangis.
Mengalirkan deras di mata saya. Tak henti.
Akhirnya.
Kamu harus kuat, Cinta.
Ya, saya mulai mencintamu. Saya yakin saya sangat mencintamu. Dan saya akan selalu mencintamu.
Perjuanganmu telah membuka ruang cinta dalam hati saya, begitu luas buatmu.
...
Kini. Lebih dari sepuluh waktu.
Kamu di sini. Tumbuh, sehat, dalam peluk kami.
Kamu main, lucu, jatuh, berantakan, tertawa.
Semua tentangmu yang menakjubkan.
Mencintamu adalah bahagia.
Cepat sembuh ya Cinta.
Secepat ini.
Ketika Tuhan mencipta, nyatanya tidak bersama satu ruang cinta dalam hati saya, buatmu.
Kosong. Kenapa kamu harus di sini?
Hingga satu pagi di Januari..
Ruang itu belum juga hadir.
Dan kita dipisah.
Kamu meninggalkan saya yang belum mengenal adamu.
Saya ingin melihatmu, sekali.
Selangkah demi selangkah, menemukanmu.
Kamu yang kecil, tertidur.
Dengan jarum-jarum menusuk, menyambung banyak selang menyanggamu.
Kamu masih belum bisa minum.
Kamu menangis.
Mengalirkan deras di mata saya. Tak henti.
Akhirnya.
Kamu harus kuat, Cinta.
Ya, saya mulai mencintamu. Saya yakin saya sangat mencintamu. Dan saya akan selalu mencintamu.
Perjuanganmu telah membuka ruang cinta dalam hati saya, begitu luas buatmu.
...
Kini. Lebih dari sepuluh waktu.
Kamu di sini. Tumbuh, sehat, dalam peluk kami.
Kamu main, lucu, jatuh, berantakan, tertawa.
Semua tentangmu yang menakjubkan.
Mencintamu adalah bahagia.
Cepat sembuh ya Cinta.
Minggu, 20 November 2011
Segelas Jus Sirsak
Musim penghujan. Seperti setahun lalu, pohon sirsak kita berbuah banyak sekali. Seperti setahun lalu, buahnya manis menunggu matang, setengah asam, beberapa jatuh, beberapa membusuk. Namun tidak seperti setahun lalu, tidak ada kamu yang memanjat, melempar sebuah sirsak besar dan sekumpulan semut ke kepala saya. Tidak seperti setahun lalu, yang setiap hari selalu ada kamu, dan selalu ada segelas sirsak, bahkan ketika tak tersisa makanan apa-apa lagi di rumah.
Saya ingin mengirimimu segelas jus sirsak. Kala jingga temani matahari terbenam. Saya ingin kita meminumnya sama-sama, untuk berbagi cerita, mengeluh, merenung, mengkhayal, dan tertawa. Tanpa sadar kamu hampir menelan bijinya. Itu karena saya malas membuangnya satu-satu.
Saya ingin mengirimimu segelas jus sirsak. Melintas benua, dalam senja yang mulai temaram. Saya ingin kamu menghabiskannya, segelas, walau masam karena gulanya tinggal sedikit. Saya akan terus memperhatikan mukamu. Lucu.
Maka, inilah kebersamaan kita, kebahagiaan bagi saya. Tidak perlu menunggu kamu pergi untuk tau kamu selalu di sini. Di hati.
Dan segelas jus sirsak ini, teristimewa buat sang pemilik hati.
Saya ingin mengirimimu segelas jus sirsak. Kala jingga temani matahari terbenam. Saya ingin kita meminumnya sama-sama, untuk berbagi cerita, mengeluh, merenung, mengkhayal, dan tertawa. Tanpa sadar kamu hampir menelan bijinya. Itu karena saya malas membuangnya satu-satu.
Saya ingin mengirimimu segelas jus sirsak. Melintas benua, dalam senja yang mulai temaram. Saya ingin kamu menghabiskannya, segelas, walau masam karena gulanya tinggal sedikit. Saya akan terus memperhatikan mukamu. Lucu.
Maka, inilah kebersamaan kita, kebahagiaan bagi saya. Tidak perlu menunggu kamu pergi untuk tau kamu selalu di sini. Di hati.
Dan segelas jus sirsak ini, teristimewa buat sang pemilik hati.
Sabtu, 19 November 2011
Roti
Suatu ketika kami sedang beramai-ramai mencotek laporan praktikum.
Saya menuliskan tanggal di laporan. 19 November.
Budi, bukan nama sebenarnya, tiba-tiba kaget. "Jadi hari ini tanggal 19 November?"
Saya ikutan kaget. "Iya. Memang kenapa?"
"Berarti tadi pagi saya makan roti kadaluarsa."
...
...
Saya speechless.
Kamis, 10 November 2011
Hujan, bagian dua
Saya hanya akan pulang. Karena rumah saya jauh. Karena hari keburu sore. Karena saya malas bermacet-macet. Dan dia mau ikut, mengantar saya pulang. Katanya saya juga sudah mengantarnya ke kantor pos. Saya senang saja, bisa ada teman.
Siang yang cerah telah berganti hujan. Saya tidak membawa payung, tidak pernah berniat. Malah dia bawa payung, meski hanya cukup buatnya sendiri. "Cowo ko bawa payung?" tanya saya. Menurutnya, ga penting kenapa cowo harus risih dengan payung. Bukankan cewe dan cowo sama-sama bisa kehujanan tanpa payung?
Kami pun berlari menerobos hujan. Berdesakan di bawah payung kecilnya. Deras air membasahi kami juga, bersatu dengan cipratan becek di jalan-jalan berlubang. Kuyup. Kami cuma bisa tertawa.
Buat saya, hujan selalu menyertakan kisah. Kadang mengharukan. Banyak menakjubkan.
Kami naik bis Damri no 9. Penuh. Dia memberikan tempat duduknya buat ibu-ibu, merelakan lebih dari satu jam berdiri. Saya kagum. Ketika banyak bapa-bapa gendut mempertahankan pantatnya, pura-pura tidur, tak menghiraukan nenek-nenek, ibu hamil, atau anak balita yang nangis-nangis kecapean berdiri, ternyata saya punya teman yang baik.
Hujan belum juga reda, memaksa kami berteduh di sini, berdua. Setiap tetes air yang turun mengalirkan cerita. Tentang dia yang menghabiskan seliter susu dan jadi diare sewaktu ujian. Tentang saya yang curious pada kandungan kimiawi ee ayam hingga memakannya. Tentang kami yang sama-sama solat di salman demi air minum gratis. Tentang teman-teman kami. Tentang banyak hal dalam pandangan kami.
Saya mengenalnya lama, beberapa tahun di kelas yang sama, di kelompok praktikum yang sama. Namun daripada curhat, kami lebih sering berdebat. Kadang dia memang menyebalkan..
Kecuali di suatu hari saat hujan. Dia menjaga saya, di bawah payungnya.
Siang yang cerah telah berganti hujan. Saya tidak membawa payung, tidak pernah berniat. Malah dia bawa payung, meski hanya cukup buatnya sendiri. "Cowo ko bawa payung?" tanya saya. Menurutnya, ga penting kenapa cowo harus risih dengan payung. Bukankan cewe dan cowo sama-sama bisa kehujanan tanpa payung?
Kami pun berlari menerobos hujan. Berdesakan di bawah payung kecilnya. Deras air membasahi kami juga, bersatu dengan cipratan becek di jalan-jalan berlubang. Kuyup. Kami cuma bisa tertawa.
Buat saya, hujan selalu menyertakan kisah. Kadang mengharukan. Banyak menakjubkan.
Kami naik bis Damri no 9. Penuh. Dia memberikan tempat duduknya buat ibu-ibu, merelakan lebih dari satu jam berdiri. Saya kagum. Ketika banyak bapa-bapa gendut mempertahankan pantatnya, pura-pura tidur, tak menghiraukan nenek-nenek, ibu hamil, atau anak balita yang nangis-nangis kecapean berdiri, ternyata saya punya teman yang baik.
Hujan belum juga reda, memaksa kami berteduh di sini, berdua. Setiap tetes air yang turun mengalirkan cerita. Tentang dia yang menghabiskan seliter susu dan jadi diare sewaktu ujian. Tentang saya yang curious pada kandungan kimiawi ee ayam hingga memakannya. Tentang kami yang sama-sama solat di salman demi air minum gratis. Tentang teman-teman kami. Tentang banyak hal dalam pandangan kami.
Saya mengenalnya lama, beberapa tahun di kelas yang sama, di kelompok praktikum yang sama. Namun daripada curhat, kami lebih sering berdebat. Kadang dia memang menyebalkan..
Kecuali di suatu hari saat hujan. Dia menjaga saya, di bawah payungnya.
panas
based on true story. waktu SMA.
seorang cowo (co): kamu ko ga pake jilbab?
seorang cewe (ce): ga ah. panas.
co: kan lebih panas di neraka..
Senin, 10 Oktober 2011
3 bulan 1 minggu 2 hari lagi
3 bulan 1 minggu 2 hari lagi menuju 19 Januari, mengakhiri masa long distance relationshit ini, insyaAllah akan bertemu papa.
Terlepas bahwa cinta itu naik turun. Terkadang konflik, tapi sisanya semua menyenangkan. Konfliknya pun kebanyakan karena saya sendiri juga, hasil kebodohan saya, moody, dan saya yang sering memunculkan kesalahpahaman. Maaf ya papa. Gimanapun juga, meski se-bete apapun, ga akan pernah ada yang berubah. Saya akan selalu sayang papa.
Komunikasi yang terbatas membuat kangen begitu menyesakkan. Harus sejauh ini terpisah jarak. Harus selama ini menunggu waktu bertemu lagi.. Saya sebenarnya ga bisa ga bareng papa. Tak terungkapkan oleh kata, berpuluh cerita rindu.
Beruntung di sini ada Dede Hilmi, yang semakin lama semakin menunjukkan kalau Dede mirip papa. Saya jadi merasa ada papa kecil yang bisa dipeluk kapan aja. Sedikit banyak telah mengobati kangen ini.
3 bulan 1 minggu 2 hari lagi. Semoga bisa berlalu cepat untuk ketemu papa..
Terlepas bahwa cinta itu naik turun. Terkadang konflik, tapi sisanya semua menyenangkan. Konfliknya pun kebanyakan karena saya sendiri juga, hasil kebodohan saya, moody, dan saya yang sering memunculkan kesalahpahaman. Maaf ya papa. Gimanapun juga, meski se-bete apapun, ga akan pernah ada yang berubah. Saya akan selalu sayang papa.
Komunikasi yang terbatas membuat kangen begitu menyesakkan. Harus sejauh ini terpisah jarak. Harus selama ini menunggu waktu bertemu lagi.. Saya sebenarnya ga bisa ga bareng papa. Tak terungkapkan oleh kata, berpuluh cerita rindu.
Beruntung di sini ada Dede Hilmi, yang semakin lama semakin menunjukkan kalau Dede mirip papa. Saya jadi merasa ada papa kecil yang bisa dipeluk kapan aja. Sedikit banyak telah mengobati kangen ini.
3 bulan 1 minggu 2 hari lagi. Semoga bisa berlalu cepat untuk ketemu papa..
Dede juga belajar elusidasi struktur, kaya papa |
Sabtu, 08 Oktober 2011
Senin, 19 September 2011
Jodoh di Tangan Tuhan
Ingat quote dari Mario Teguh. Jodoh itu di tangan Tuhan. Kalau kita tidak mengambilnya akan tetap berada di tanganNya.
Dan mekanisme jodoh itu juga rahasia Tuhan. Betapa banyak skenario drama cinta manusia. Semuanya menarik, seru, romantis, mengharu biru. Subhanallah.
Salah satu skenario romantis Tuhan itu dialami teman saya. Sebut saja namanya Bunga, ngeceng cowo cool nan pinter, sebut saja NF, yang kepintarannya mendadak tersohor ke seantero sekolah tiga bulan menjelang UN. Konon NF ini sakti membuat teman-teman yang bego jadi dapet nilai ulangan fisika dan matematika di atas 100. Maka, Bunga sukapura-pura belajar demi setiap hari bareng NF. Meskipun menurut saya Bunga ini jomplang kl jalan bareng NF (hehe maaf ya) namun Tuhan merestui bertahun-tahun perjuangan cinta Bunga. Keduanya berjodoh, menikah dengan bahagia.
Skenario yang lain dialami Budi - bukan nama sebenarnya, ngeceng dan pacaran berkali-kali belum juga menemukan kekasih hatinya. Selama itu Budi ga sadar kalau sahabatnyalah yang paling cocok, paling mengerti dirinya. Maka, tidak berlama-lama lagi Budi menikah dengan sahabatnya, jodoh yang ternyata dekat dengannya.
Sedangkan skenario Tuhan untuk sahabat saya, namanya disamarkan menjadi Shizuka, adalah jadian sama Nobita. Jaman dulu saya suka menggosipkan mereka, sama-sama berisik, sama-sama konyol. Dan kemarin lusa Shizuka itu kirim email, katanya akan menikah. Kejutan yang buat saya terharu, gembira, sesuatu-banget. Berasa saya yang akan menikah (lagi). Saya sudah lupa gimana perasaan saya waktu itu. Seneng-stres-sedih.
Saya berharap boleh ikutan mempersiapkan pernikahan mereka. Saya pengen mengulang seru dan ribetnya detail-detail itu. Saya doakan juga semoga lancar-lancar semuanya. Niat baik pasti akan dikabulkan.
Ya saya sangat percaya bahwa jodoh di tangan Tuhan. Tetapi seperti kata Papa, kita sendiri juga yang seolah memilih dan menentukan jodoh kita. Jadi, kawan berjuanglah untuk cinta!
Dan mekanisme jodoh itu juga rahasia Tuhan. Betapa banyak skenario drama cinta manusia. Semuanya menarik, seru, romantis, mengharu biru. Subhanallah.
Salah satu skenario romantis Tuhan itu dialami teman saya. Sebut saja namanya Bunga, ngeceng cowo cool nan pinter, sebut saja NF, yang kepintarannya mendadak tersohor ke seantero sekolah tiga bulan menjelang UN. Konon NF ini sakti membuat teman-teman yang bego jadi dapet nilai ulangan fisika dan matematika di atas 100. Maka, Bunga suka
Skenario yang lain dialami Budi - bukan nama sebenarnya, ngeceng dan pacaran berkali-kali belum juga menemukan kekasih hatinya. Selama itu Budi ga sadar kalau sahabatnyalah yang paling cocok, paling mengerti dirinya. Maka, tidak berlama-lama lagi Budi menikah dengan sahabatnya, jodoh yang ternyata dekat dengannya.
Sedangkan skenario Tuhan untuk sahabat saya, namanya disamarkan menjadi Shizuka, adalah jadian sama Nobita. Jaman dulu saya suka menggosipkan mereka, sama-sama berisik, sama-sama konyol. Dan kemarin lusa Shizuka itu kirim email, katanya akan menikah. Kejutan yang buat saya terharu, gembira, sesuatu-banget. Berasa saya yang akan menikah (lagi). Saya sudah lupa gimana perasaan saya waktu itu. Seneng-stres-sedih.
Saya berharap boleh ikutan mempersiapkan pernikahan mereka. Saya pengen mengulang seru dan ribetnya detail-detail itu. Saya doakan juga semoga lancar-lancar semuanya. Niat baik pasti akan dikabulkan.
Ya saya sangat percaya bahwa jodoh di tangan Tuhan. Tetapi seperti kata Papa, kita sendiri juga yang seolah memilih dan menentukan jodoh kita. Jadi, kawan berjuanglah untuk cinta!
Flu, Demam, dan Bintik Merah Bayi Hilmi
Jumat 9 September Dede Hilmi masih main seperti biasa, tidur siang seperti biasa, dan bangun dengan badan yang hangat, saya pikir biasa juga. Kemarin-kemarin badan Dede memang sering hangat kalau bangun tidur dan akan kembali normal dengan sendirinya. Maka Dede mandi.
Menjelang magrib badan Dede malah panas, walaupun Dede tetep main. Karena Dede memang aktif sekali. Namun sampai malam, tengah malam, Dede masih juga demam. Kasian, tidurnya ga nyenyak, marurung, sesekali batuk dan hidungnya mampet. Saya pun berikan parasetamol. Lumayan panasnya sedikit berkurang.
Keesokan hari saya beli obat flu sirup di apotek. Meski Dede sudah tidak demam dan kembali aktif, saya minumkan saja obatnya.
Sabtu malam demam De Hilmi menjadi parah. Dede sama sekali ga bisa tidur, lemes banget, matanya, mukanya, merah semua. Jam 9 lewat Nene datengin dokter tetangga deket rumah yang ternyata udah tidur dan ga mau diganggu. Jadilah kami ke bidan. Ibu bidan ini ga punya obat turun panas, malah saya dimarahin "makanya kalau anak sakit harus cepet2 bawa ke dokter". Saya inget waktu Dede 5 bulan pernah demam dan flu, dikasi obat flu sirup langsung sembuh. Jadi saya pikir sekarang Dede juga bakal cepet sembuh. Ibu bidan itu bilang Dede ga apa-apa tapi besok harus dibawa ke dokter. Ya sudah, kami pulang.
Di rumah Dede tak kunjung tidur. Kami sudah mengompresnya, memijit pake bawang, meminumkan parasetamol lagi. Nene menggendongnya sambil bersolawat. Dede tetap marurung. Sesekali Dede minta nenen, berharap ngantuk. Tapi karena sakit akhirnya Dede cuma guling-guling. Beneran sedih liatnya.
Tengah malem Dede mau nenen, tapi malah berubah menjerit keras. Matanya ketakutan dan terus nangis. Saya dan Nene panik. Terlintas pikiran-pikiran mistis. Saya pun gendong Dede, peluk sekenceng-kencengnya. Dede malah makin menjerit-jerit. Saya nangis juga, bingung, takut. Saya takut Dede kejang walau demamnya sudah turun jauh dibanding sebelumnya. Rumah sakit juga jauh dan sekarang jam dua dini hari. Kami cuma bisa berdoa. Saya sangat berharap ada Papa.
Dede minum parasetamol lagi. 20 menit tangis Dede mereda. 10 menit kemudian tertidur masih digendong saya. Satu jam, lalu kebangun. Baru setelahnya Dede mau nenen dan tidur hingga pagi.
Bangun jam 7 Dede langsung dibawa ke dokter deket rumah. Sebenarnya saya kurang cocok dengan dokter ini, tetapi mudahmudahan Dede berbeda. Dede dikasi obat flu, antibiotik amoxilin, dan vitamin. Mainstream. Namun saya minumkan. Pagi siang dede mulai main kembali. Sempet skype-an sama Papa. Dede udah sembuh.
Ternyata sore Dede demam lagi. Saya panik, mengingat kejadian semalam dan membaca beberapa artikel tentang step/kejang. Walau gejalanya banyak berlainan dengan yang dialami Dede, tetap khawatir. Step pada bayi sangat berbahaya, bisa menyebabkan kerusakan syaraf, bisa gangguan mental, bahkan kematian. Betapa saya adalah ibu yang bodoh tidak bisa menjaga Dede dengan baik.
Sesuai anjuran kaka ipar yang perawat, Dede dikompres lagi, beli byebyef*v*r yang mahal tapi ga bisa nempel di kepala Dede. Demam Dede belum juga turun. Semalaman Dede ga bisa tidur, sementara laptop menyala memutar Al-Quran digital. Di kepala saya terbayang terus jeritan-jeritan Dede kemarin malam. Saya sungguh-sungguh paranoid.
Senin pagi Dede masih sedikit demam. Meskipun harus menempuh perjalanan dengan motor 20 menit, kami memutuskan pergi ke dokter anak. Waktu Dede 3 bulan, pernah sekali ke dokter itu dan dinyatakan sehat. Baru masuk ruangan dokternya, demam Dede langsung menghilang. Sang dokter cuma ketawa dan bilang Dede aktif sekali. Dede dikasi satu obat puyer. Bianyanya lumayan mahal, tapi sebandinglah. Auranya saja sudah mustajab menyembuhkan demam Dede seketika.
Malam Dede bobo nyenyak. Alhamdulillah.
Paginya saya kaget. Perut dan punggung Dede penuh bercak merah. Apa karena Dede ga mandi 4 hari? Atau obat baru itu bikin alergi? Atau jangan-jangan campak?
Saya tanya mbah Google. Banyak artikel menyatakan bintik-bintik merah itu gapapa selama bayi ga demam. Pagi besoknya muncul sedikit bintik-bintik di kaki, leher, dan muka Dede, tapi sorenya sudah hilang. Dua hari bintik-bintik di perut dan punggung Dede juga hilang, hanya sisa merah-merah di pipi, jadi tampak pake blush on.
Sekarang Dede udah sembuh, udah main dan aktif lagi ngelilingin rumah. Mudah-mudahan Dede sehat terus. Amin.
(update) Ternyata Dede sakit roseola. Berbeda dengan campak yang muncul bintik-bintik merah bersamaan dengan demam, pada roseola bintik-bintik merah baru muncul setelah demam reda. Keduanya, roseola dan campak, sama disertai demam sangat tinggi.
Menjelang magrib badan Dede malah panas, walaupun Dede tetep main. Karena Dede memang aktif sekali. Namun sampai malam, tengah malam, Dede masih juga demam. Kasian, tidurnya ga nyenyak, marurung, sesekali batuk dan hidungnya mampet. Saya pun berikan parasetamol. Lumayan panasnya sedikit berkurang.
Keesokan hari saya beli obat flu sirup di apotek. Meski Dede sudah tidak demam dan kembali aktif, saya minumkan saja obatnya.
Sabtu malam demam De Hilmi menjadi parah. Dede sama sekali ga bisa tidur, lemes banget, matanya, mukanya, merah semua. Jam 9 lewat Nene datengin dokter tetangga deket rumah yang ternyata udah tidur dan ga mau diganggu. Jadilah kami ke bidan. Ibu bidan ini ga punya obat turun panas, malah saya dimarahin "makanya kalau anak sakit harus cepet2 bawa ke dokter". Saya inget waktu Dede 5 bulan pernah demam dan flu, dikasi obat flu sirup langsung sembuh. Jadi saya pikir sekarang Dede juga bakal cepet sembuh. Ibu bidan itu bilang Dede ga apa-apa tapi besok harus dibawa ke dokter. Ya sudah, kami pulang.
Di rumah Dede tak kunjung tidur. Kami sudah mengompresnya, memijit pake bawang, meminumkan parasetamol lagi. Nene menggendongnya sambil bersolawat. Dede tetap marurung. Sesekali Dede minta nenen, berharap ngantuk. Tapi karena sakit akhirnya Dede cuma guling-guling. Beneran sedih liatnya.
Tengah malem Dede mau nenen, tapi malah berubah menjerit keras. Matanya ketakutan dan terus nangis. Saya dan Nene panik. Terlintas pikiran-pikiran mistis. Saya pun gendong Dede, peluk sekenceng-kencengnya. Dede malah makin menjerit-jerit. Saya nangis juga, bingung, takut. Saya takut Dede kejang walau demamnya sudah turun jauh dibanding sebelumnya. Rumah sakit juga jauh dan sekarang jam dua dini hari. Kami cuma bisa berdoa. Saya sangat berharap ada Papa.
Dede minum parasetamol lagi. 20 menit tangis Dede mereda. 10 menit kemudian tertidur masih digendong saya. Satu jam, lalu kebangun. Baru setelahnya Dede mau nenen dan tidur hingga pagi.
Bangun jam 7 Dede langsung dibawa ke dokter deket rumah. Sebenarnya saya kurang cocok dengan dokter ini, tetapi mudahmudahan Dede berbeda. Dede dikasi obat flu, antibiotik amoxilin, dan vitamin. Mainstream. Namun saya minumkan. Pagi siang dede mulai main kembali. Sempet skype-an sama Papa. Dede udah sembuh.
lagi skype, menunjukkan pada Papa, Dede udah sembuh |
Ternyata sore Dede demam lagi. Saya panik, mengingat kejadian semalam dan membaca beberapa artikel tentang step/kejang. Walau gejalanya banyak berlainan dengan yang dialami Dede, tetap khawatir. Step pada bayi sangat berbahaya, bisa menyebabkan kerusakan syaraf, bisa gangguan mental, bahkan kematian. Betapa saya adalah ibu yang bodoh tidak bisa menjaga Dede dengan baik.
Sesuai anjuran kaka ipar yang perawat, Dede dikompres lagi, beli byebyef*v*r yang mahal tapi ga bisa nempel di kepala Dede. Demam Dede belum juga turun. Semalaman Dede ga bisa tidur, sementara laptop menyala memutar Al-Quran digital. Di kepala saya terbayang terus jeritan-jeritan Dede kemarin malam. Saya sungguh-sungguh paranoid.
Senin pagi Dede masih sedikit demam. Meskipun harus menempuh perjalanan dengan motor 20 menit, kami memutuskan pergi ke dokter anak. Waktu Dede 3 bulan, pernah sekali ke dokter itu dan dinyatakan sehat. Baru masuk ruangan dokternya, demam Dede langsung menghilang. Sang dokter cuma ketawa dan bilang Dede aktif sekali. Dede dikasi satu obat puyer. Bianyanya lumayan mahal, tapi sebandinglah. Auranya saja sudah mustajab menyembuhkan demam Dede seketika.
Malam Dede bobo nyenyak. Alhamdulillah.
Paginya saya kaget. Perut dan punggung Dede penuh bercak merah. Apa karena Dede ga mandi 4 hari? Atau obat baru itu bikin alergi? Atau jangan-jangan campak?
Saya tanya mbah Google. Banyak artikel menyatakan bintik-bintik merah itu gapapa selama bayi ga demam. Pagi besoknya muncul sedikit bintik-bintik di kaki, leher, dan muka Dede, tapi sorenya sudah hilang. Dua hari bintik-bintik di perut dan punggung Dede juga hilang, hanya sisa merah-merah di pipi, jadi tampak pake blush on.
Sekarang Dede udah sembuh, udah main dan aktif lagi ngelilingin rumah. Mudah-mudahan Dede sehat terus. Amin.
(update) Ternyata Dede sakit roseola. Berbeda dengan campak yang muncul bintik-bintik merah bersamaan dengan demam, pada roseola bintik-bintik merah baru muncul setelah demam reda. Keduanya, roseola dan campak, sama disertai demam sangat tinggi.
Selasa, 06 September 2011
Senin, 05 September 2011
membuat paspor
Seandainya bikin paspor bisa semudah bikin KTP, tinggal minta surat keterangan dari RT RW, dateng ke kelurahan, bayar 15 ribu, ga pake ngantri,,
Nyatanya membuat paspor itu ribet, terlebih buat saya yang juga harus membuat paspor untuk de Hilmi yang masih bayi. Kalau gamau ribet siy ada opsi melalui biro jasa a.k.a calo. Tapi harganya akan melambung dua kali lipat. Maka buat saya sang pekerja serabutan yang gajinya ditangguhkan mulu, tentu akan memilih opsi pertama. he.
Berikut share pengalaman membuat paspor di kantor imigrasi kelas I Bandung, Jalan Surapati no 82 Bandung.
Nyatanya membuat paspor itu ribet, terlebih buat saya yang juga harus membuat paspor untuk de Hilmi yang masih bayi. Kalau gamau ribet siy ada opsi melalui biro jasa a.k.a calo. Tapi harganya akan melambung dua kali lipat. Maka buat saya sang pekerja serabutan yang gajinya ditangguhkan mulu, tentu akan memilih opsi pertama. he.
Berikut share pengalaman membuat paspor di kantor imigrasi kelas I Bandung, Jalan Surapati no 82 Bandung.
Senangnya Ada Bayi
Entah ada sindrom apa dalam diri saya ini. Saya tidak suka keramaian. Ketika orang berbondong-bondong mendatangi pensi paling keren sekota Bandung, saya yang punya tiket backstage malah curi-curi buat pulang dari siang. Saya juga grogi ketemu banyak orang, apalagi kalau harus berorasi nawarin produk MLM. Saya cuma pengen orang-orang tau saya baik, pinter, gemar sodakoh dan suka membantu nene menyebrang jalan, hehe, tapi biar aja saya ga keliatan, invisible.
Sabtu, 03 September 2011
untuk lima cahaya bintangku
berkubur sebelum malam menjelang.
tak lagi melihatmu, bintang.
cahaya pertama yang mengantarku menemukan bahagia.
janji, mimpi, dan sediamu berbagi.
kini tersiksa sungguh kehilanganmu, merindumu.
tapi aku semakin gelap, semakin jauh menggapai langitmu..
maaf jika telah bersalah padamu.
maaf karena aku ga bisa menyala sesempurnamu.
hanya berharap setiap hari tak terganti, tak sesepi ini,
berharap masih menyisakan satu rasi mu menulis namaku.
..karena aku pun tak akan berhenti mencintaimu, bintang..
tak lagi melihatmu, bintang.
cahaya pertama yang mengantarku menemukan bahagia.
janji, mimpi, dan sediamu berbagi.
kini tersiksa sungguh kehilanganmu, merindumu.
tapi aku semakin gelap, semakin jauh menggapai langitmu..
maaf jika telah bersalah padamu.
maaf karena aku ga bisa menyala sesempurnamu.
hanya berharap setiap hari tak terganti, tak sesepi ini,
berharap masih menyisakan satu rasi mu menulis namaku.
..karena aku pun tak akan berhenti mencintaimu, bintang..
28.06.2009
merindu hujan
Kamis, 18 Agustus 2011
Forever Friends
seonggok frase yang saya temukan bersama gambar beruang di kertas file jaman sekolah dulu.
Sabtu, 23 Juli 2011
Kangen
dede lagi bobo.. mari menulis. |
sekarang 3 minggu.
kangen banget papa.
pengen cepet-cepet beres di sini. nyusul papa. ketemu papa.
tiap hari bareng papa lagi.
kangen makan jamur krispi buatan papa.
kangen jalan-jalan bertiga sampai dede ketiduran dan papa kecapean ngegendongnya.
kangen diajarin baca spektrum sama papa. sekarang udah lupa lagi. he
kangen cerita-cerita, nonton, bikin jus sirsak, potong rambut, main kucing, dan banyak sama papa.
kangen...
Jumat, 22 Juli 2011
Hujan
Hujan turun di setiap waktu dia bersamaku.
Betapapun dingin, kuyup,, dia nyaman, menyenangkan.
Berharap ia akan selalu sebaik hari ini.
Dengan memikirkannya, malah semakin dia memesona.
Biarkanlah saja tumbuh, menjaga hatiku.
Dia tetap hujan terindah, manis. Buatku meleleh mengikuti rintik jejaknya.
Oh Langit, apakah benar dia pemilik tulang rusuk yang menciptaku?
Hujan masih turun. Dia bersamaku.
Sungguh tak akan sempurna aku mencintaiMu, mengukur tak hingga seluruh kasih kemurahanMu.
Terimakasih Tuhan, atas hujan yang selalu ada temaniku.
Dan aku telah menemukan pelanginya..
19.09.09
Kata Pengantar
ini atas ide dari papaMi tersayang, Dikhi Firmansyah.
kalau dulu diary nya banyak dendam kesumat, santet-santet dari dunia kegelapan,, semoga catatan yang sekarang jadi penuh cinta, secinta Rapunzel pada pangerannya, seseru cerita Rosalinda dan Fernando Jose. hehe
konsepnya, ya tentang apapun yang pengen saya tulis; tentang saya, tentang keluarga, temen-temen, banyak hal di sekitar saya. tapi harus nabung nabung dulu bikin tulisan. karena saya ga se-produktif orang-orang yang dalam sehari udah bisa bikin sinetron putri yang ditukar spesial tiga episode.
jadi kangen papaMi. huhu. papa terbaik sedunia akhirat.
kalau dulu diary nya banyak dendam kesumat, santet-santet dari dunia kegelapan,, semoga catatan yang sekarang jadi penuh cinta, secinta Rapunzel pada pangerannya, seseru cerita Rosalinda dan Fernando Jose. hehe
konsepnya, ya tentang apapun yang pengen saya tulis; tentang saya, tentang keluarga, temen-temen, banyak hal di sekitar saya. tapi harus nabung nabung dulu bikin tulisan. karena saya ga se-produktif orang-orang yang dalam sehari udah bisa bikin sinetron putri yang ditukar spesial tiga episode.
jadi kangen papaMi. huhu. papa terbaik sedunia akhirat.
Langganan:
Postingan (Atom)