Rabu, 27 November 2013

Intoleransi Laktosa

ini bukan tentang literatur ilmiah. ini permintaan maaf..

Sebenarnya saya tidak mau mengeluh, meratap, depresi karena Dede susah makan. Saya berjanji tidak membandingkan anak-anak lain yang tinggi, gemuk, lahap memakan segala. Saya lebih ingin menghargai sesedikit apapun yang Dede makan. Dede sudah berusaha. Saya mencoba melupakan banyak nasi yang masih bersisa di piringnya. Besok saya akan memikirkan menu lain supaya Dede tidak bosan dan mengambil porsi lebih sedikit demi menjaga mood saya.

Saya tidak suka karena nyatanya saya marah.

Dan marah tidak menyelesaikan apa-apa. Dede tetap tidak mengunyah makanannya. Ternyata sekali badannya ruam, gatal. Sekali perutnya kembung. Kali lain diare. Setelah Dede makan banyak keju cair. Atau berkotak eskrim. Atau susu UHT rasa-rasa. Atau dulu saya hobi minum susu sapi selama meng-ASI.

Sampai sekarang Dede masih intoleransi laktosa. Setelah mengkonsumsi susu sapi atau turunannya, Dede selalu ga mau makan. Mungkin tidak nyaman di pencernaannya. Lebih sedih karena Dede sangat suka produk susu. Sering sekali Dede minta dibelikan es krim. Sesering itu pula saya mengalihkan topik pembicaraan kami.

Setiap berulang, saya belajar mengerti. Salah saya sepenuhnya, memberikan Dede produk susu sapi. Namun hingga belasan hari susah makan, bagaimana tidak khawatir? Berat badan yang sudah di garis kuning pun turun lagi. Saya tidak bisa menahan emosi. Kami sama menangis.

Dede, maaf Mama marah.

DSC_5965


Semoga Dede selalu sehat, kuat, makan banyak. Semoga Dede tumbuh baik menjadi anak pintar dan soleh. Semoga saya lebih sabar, menyayangi Dede lebih lembut dan bijak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar