Rabu, 06 November 2013

Chania

Kami berada tiga malam di pusat kota Chania, di penginapan yang dikelola secara kekeluargaan, di gang pedestrian yang touristy, dengan keseluruhan suasana yang unik. Sekitar kami dipenuhi toko souvenir, restoran, mini market, hotel, dan agen perjalanan. Sangat dekat ke Port Venezia, dekat dengan pantai Nea Hora.

Heraklion, Knossos

Saya ini pemalas sekali ya. Meski draft sudah dibuat jauh sebelum berangkat ke Kreta, sekarang lebih sebulan setelah pulang, saya baru selesai menuliskannya.

Berkunjung ke Heraklion hanya setengah hari, transit dari Hersonissos menuju Chania. Saya merasa cukup studi literatur, koper juga dititipkan di stasiun bus, seharusnya kami bisa pede mengelilingi semua tempat paling menarik di Heraklion secara independen. Namun cepat sekali berubah pikiran. Di port, kami naik bus hop on hop off. Jadilah itu tour yang mahal (15 eur perorang) dan sedikit kurang bijaksana. Karena sebenarnya tempat-tempat yang akan kami kunjungi berdekatan, bisa dijangkau dengan berjalan kaki. Kecuali Knossos yang memang tidak termasuk dalam itinerary kami. Malah dengan naik bus, bangunan-bangunannya tidak kelihatan.

Hersonissos

Membaca buku lonely planet membuat saya ngeri datang ke Hersonissos. "Malia and Hersonissos has the liveliest nightlife on the island, which is fine if you want to party all night and crash on a crowded beach. It is noisy, full of pubs, bars, tacky eateries, and sunburnt topless Brits hooning around on quad bikes, making it seem like one big fun park (or nightmare)..." Tapi bagaimana lagi, Papa conference-nya di sana.

Ternyata tidak seburuk itu. Banyak siy club erotis, berderet. Tapi karena kami jalan-jalan siang ya tidak masalah. Libur musim panas juga sudah selesai, turis sedang tidak banyak, umumnya pasangan kakek-nenek saja. Malah di Hersonissos harga hotel, restoran, dan souvenir relatif terjangkau. Semua orang Kreta yang kami temui di sana juga sangat menyenangkan.

DSC_5678
banyak pohon kurma di jalan, jadi pengen

Objek yang kami kunjungi di Hersonissos "hanya pantai" yang hangat, yang kami bisa main air saat suhu di Warsaw telah satu digit. Old Hersonissos juga bagus, dengan kapal-kapal bertema yang menawarkan wisata ke pulau sekitarnya. Sedikit saya sayangkan, -kecuali di area pantai yang jauh- hampir tidak ada space pasir yang bersisa. Bangunan kafe dan restoran hanya berjarak satu-dua meter dari air. Jadi jika kita makan di bagian terluar, ombak sudah dipastikan memukul-mukul fondasi lantai kita. Membayangkan ini di Indonesia, horor sekali kalau tiba-tiba ada tsunami.

port

Kamis, 17 Oktober 2013

Tentang Kreta

menulis label Yunani, berharap bisa melengkapinya dengan judul "Atena" suatu hari nanti..

Punya buku lonely planet malah jadi males nulis. Karena sejarah, geografi, guide, dan semua review habis dibahas lengkap di buku. Ditambah alasan saya repot merangkum, belum resiko salah menterjemah (dua tahun di eropa tidak berpengaruh terhadap perbaikan skor toefl saya). Maka, untuk informasi lebih akurat, sini saya pinjamkan bukunya saja.



Kreta adalah pulau terbesar dan terpadat di antara pulau-pulau Yunani, merupakan bagian penting dari ekonomi dan warisan budaya Yunani, serta pernah menjadi pusat peradaban Minoan (2700-1420 SM), yang dianggap sebagai awal peradaban Eropa. Kreta adalah pegunungan batu dengan sejumlah ngarai dan-sebagai-pulau, tentu saja dikelilingi pantai. Jalan-jalan di Kreta dibangun mengikuti liuk alur gunung, di sisinya ombak bebas berdebur dan membentanglah biru luas: laut dan langit yang berpagut. MashaAllah.. Kreta beriklim sedang, dengan dua zona iklim: Mediterania dan Afrika Utara. Perekonomian didasarkan pada pertanian anggur dan zaitun, selain pariwisata.

Kamis, 26 September 2013

Karta Pobytu kedua

Setelah bolak-balik ke kantor imigrasi. Menunggu hampir empat bulan. 
Dan berkali-kali patah hati...
Hari ini senaaang sekali. Alhamdulillah.


Selasa, 17 September 2013

Transportasi Umum di Warsaw #2

Menyambung penjelasan singkat mengenai transportasi umum di Warsaw sebelumnya.

Transportasi Umum di Warsaw #1

Tidak seperti di Belanda yang mobilitas utamanya dengan bersepeda, atau di Italia yang lebih baik berjalan kaki (eh itu siy saya aja pelit). Pelajaran pertama dan salah satu yang terpenting untuk survive di Warsaw adalah transportasi umum. Sesuai info di sini, semua penumpang berkewajiban membaca peraturan dan ketentuan tambahannya.

Minggu, 15 September 2013

Dear,

Tahukah kamu, aku menulis ini dengan sedu yang gemetaran. Aku ingat kamu. Aku ingat seluruh refleksi rumah kita. Dan seseorang dari masa lalu yang seharusnya ada.

Dalam kepalaku, aku selalu percaya kamu. Adik yang hebat. Kekuatan yang setia menjaga Mama. Semangat yang menumbuhkanku.

Jangan menyerah, Iyan. Tuhan menyiapkan alur terbaik untuk kita.


Jumat, 06 September 2013

Muslim di Polandia

sebagai referensi..

Islam pertama datang ke Polandia sekitar 600 tahun yang lalu ketika bangsa Tatar melarikan diri dari perang saudara di negaranya. Mereka menetap di Polandia dan Lithuania. Sebagian direkrut menjadi militer dan diizinkan mendirikan masjid. Bangsa Tatar ini berjumlah sekitar 200.000 dan membangun ratusan masjid.

Secara bertahap bangsa Tatar mulai berbicara bahasa lokal dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan masyarakat Polandia yang sayangnya juga mulai mengabaikan agamanya. Banyak bangsa Tatar berpindah agama, menikah dengan wanita Polandia Kristen sehingga anak-anaknya menjadi Kristen. Apalagi setelah Perang Dunia I dan perbatasan Polandia berubah, jumlah Muslim dan mesjid berkurang sehingga posisi Mufti berakhir. Ketika rezim komunis mengambil alih pemerintahanan, tidak hanya menyita masjid, bahkan banyak muslim dikirim ke Siberia sebagai budak.

Kini keturunan Tatar tersisa hanya 5.000an orang dan dua masjid peninggalan sejarah; di Bhuniki dan di Kruziani. Pengetahuan muslim Tatar tentang Islam sangat terbatas karena tidak ada yang membimbing dan memberikan arahan. Masjid biasanya hanya dikunjungi pada perayaan Ied dan kadang digunakan sebagai tempat pertemuan budaya.

Aktivitas Islam baru dimulai lagi dengan kedatangan mahasiswa Muslim dari negara-negara Arab. Mereka mendirikan Asosiasi Mahasiswa Muslim Polandia pada tahun 1989 dan memulai beberapa sekolah dasar untuk anak. Kini jumlah muslim di Polandia diperkirakan mencapai 31.000; di antaranya 5.000 berasal dari Tatar, 25.000 imigran dan mahasiswa, lainnya adalah pribumi Polandia yang masuk Islam. Jumlah muslim hanya 0,07% dibandingkan keseluruhan penduduk Polandia yang lebih dari 40juta jiwa.

Salah satu organisasi Islam di Polandia saat ini adalah Islamic Circle of Polandia yang kegiatannya meliputi penerbitan buku dan buklet dalam bahasa lokal, juga situs di Internet. Organisasi ini pun menyelenggarakan kuliah untuk memperkenalkan Islam kepada nonmuslim dan memperkuat keimanan umat muslim sendiri. Organisasi Islam lainnya yang aktif adalah Asosiasi Mahasiswa Muslim Polandia yang telah menerbitkan sekitar 21 buku dalam bahasa Polandia, termasuk Alquran dan Hadis. Masyarakat Muslim Polandia (MZR) menumbuhkan tradisi Tatar, membangun sebuah Masjid di Bialystok, mengurus pemakaman Muslim, dan mendirikan beberapa pendidikan keagamaan anak-anak Tatar. Ada juga sekolah Islam di Pjalstuka dan sekitarnya.