Jumat, 06 September 2013

Muslim di Polandia

sebagai referensi..

Islam pertama datang ke Polandia sekitar 600 tahun yang lalu ketika bangsa Tatar melarikan diri dari perang saudara di negaranya. Mereka menetap di Polandia dan Lithuania. Sebagian direkrut menjadi militer dan diizinkan mendirikan masjid. Bangsa Tatar ini berjumlah sekitar 200.000 dan membangun ratusan masjid.

Secara bertahap bangsa Tatar mulai berbicara bahasa lokal dan mengikuti kebiasaan-kebiasaan masyarakat Polandia yang sayangnya juga mulai mengabaikan agamanya. Banyak bangsa Tatar berpindah agama, menikah dengan wanita Polandia Kristen sehingga anak-anaknya menjadi Kristen. Apalagi setelah Perang Dunia I dan perbatasan Polandia berubah, jumlah Muslim dan mesjid berkurang sehingga posisi Mufti berakhir. Ketika rezim komunis mengambil alih pemerintahanan, tidak hanya menyita masjid, bahkan banyak muslim dikirim ke Siberia sebagai budak.

Kini keturunan Tatar tersisa hanya 5.000an orang dan dua masjid peninggalan sejarah; di Bhuniki dan di Kruziani. Pengetahuan muslim Tatar tentang Islam sangat terbatas karena tidak ada yang membimbing dan memberikan arahan. Masjid biasanya hanya dikunjungi pada perayaan Ied dan kadang digunakan sebagai tempat pertemuan budaya.

Aktivitas Islam baru dimulai lagi dengan kedatangan mahasiswa Muslim dari negara-negara Arab. Mereka mendirikan Asosiasi Mahasiswa Muslim Polandia pada tahun 1989 dan memulai beberapa sekolah dasar untuk anak. Kini jumlah muslim di Polandia diperkirakan mencapai 31.000; di antaranya 5.000 berasal dari Tatar, 25.000 imigran dan mahasiswa, lainnya adalah pribumi Polandia yang masuk Islam. Jumlah muslim hanya 0,07% dibandingkan keseluruhan penduduk Polandia yang lebih dari 40juta jiwa.

Salah satu organisasi Islam di Polandia saat ini adalah Islamic Circle of Polandia yang kegiatannya meliputi penerbitan buku dan buklet dalam bahasa lokal, juga situs di Internet. Organisasi ini pun menyelenggarakan kuliah untuk memperkenalkan Islam kepada nonmuslim dan memperkuat keimanan umat muslim sendiri. Organisasi Islam lainnya yang aktif adalah Asosiasi Mahasiswa Muslim Polandia yang telah menerbitkan sekitar 21 buku dalam bahasa Polandia, termasuk Alquran dan Hadis. Masyarakat Muslim Polandia (MZR) menumbuhkan tradisi Tatar, membangun sebuah Masjid di Bialystok, mengurus pemakaman Muslim, dan mendirikan beberapa pendidikan keagamaan anak-anak Tatar. Ada juga sekolah Islam di Pjalstuka dan sekitarnya.


mesjid di Warsaw


Masalah utama muslim di Polandia

99% penduduk Polandia beragama Katolik, 1% adalah agama lain, termasuk Islam. Secara inferioritas numerik, umat muslim tidak memiliki pengaruh ekonomi atau politik dalam urusan negara.

Umumnya orang Polandia menganggap Islam adalah sesuatu yang eksotis. Sebagian besar berpandangan buruk terhadap Islam, terutama karena propaganda antiIslam dan superioritas Kristen di atas Islam, selain fakta bahwa orang Polandia tidak tahu tentang agama Islam. Muslim sering diidentikkan dengan dunia ketiga yang miskin. Ketika seseorang mencoba mencari tahu tentang Islam sering diberikan ajaran palsu Islam. Tidak ada buku Islam yang baik dalam bahasa lokal yang bisa memberi pemahaman memadai. Toko-toko buku, sekolah dan perpustakaan hanya memegang salinan literatur Islam yang ditulis oleh nonmuslim. Sementara publikasi Islam yang baik sayangnya tidak mudah diakses oleh masyarakat umum. Sebagai contoh, terjemahan makna Alquran yang mudah diperoleh adalah yang ditulis oleh non-Muslim; satu oleh orientalis (Bielawski) dengan komentar misrepresentatif dan satunya oleh Ahmadiyah.

Sulit menemukan produk makanan halal. Hanya ada satu toko daging halal di Polandia yaitu di Warsaw.

Tidak ada cukup tempat untuk shalat, mesjid sangat sedikit, rencana pembangunan mesjid sering menimbulkan demonstrasi. Muslim di Poznan terpaksa shalat berjamaah di hostel.
Umat muslim di Polandia kurang terorganisir, tidak memiliki pemimpin maupun kantor pusat, kurangnya kegiatan Islam, kurangnya keuangan untuk sektor ini, kurangnya sumber daya, tidak ada narasumber yang berkomitmen fulltime untuk kegiatan dakwah, dan sedikit sekali kontak antara muslim Polandia dan organisasi Islam internasional. Kalangan muslim Tatar sendiri kurang memahami dasar-dasar Islam. Ada juga beberapa keengganan penduduk Tatar untuk bergabung dengan umat Islam lain yang umumnya imigran.

Lembaga pendidikan Islam juga nyaris tidak ada karena kurangnya tenaga pendidik dan dana. Ada beberapa kegiatan pendidikan di komunitas Muslim tetapi tidak ada imam atau ulama yang memiliki pengetahuan menyeluruh tentang Islam, bahasa Polandia dan karakteristik masyarakatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar