Mengingat satu hari, tiga tahun lalu.
Saya tidak merasa mencintainya.
Melihatnya datang mempertaruhkan takdir-usia saya,
kesakitan tak terkira.
Saya tidak merasa mencintainya.
Ketika ia ternyata lahir sebelum sempurna.
Banyak selang meliliti tubuhnya, menyangga hidupnya.
Ia amat kecil. Menangis.
Saya merabanya.
Seolah tiba-tiba saja.
Cinta membuncah, menangisinya.
Ya, saya mencintainya,
Sangat mencintainya.
Hari ini, tiga tahun.
Ia tumbuh sehat, aktif, dan berisik.
Alhamdulillah Tuhan masih mempercayakannya tinggal di rumah ini.
Kami saling belajar.
Kami saling berbahagia.
Kami memanggilnya Hilmi,
mendoakannya sabar, tenang, dan bijak.
Semoga Allah selalu menjaganya,
Semoga Allah juga memberikan kekuatan kepada kami
untuk menuntunnya menjadi anak shaleh.
Ya, saya mencintainya,
sangat mencintainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar