Mungkin Paris adalah subjek wisata yang dipublikasi paling banyak, dijelaskan paling rinci, sehingga dikenal paling akrab oleh lebih banyak orang. Landmark-landmark kota, romantisme sepanjang sungai Seine, diskusi intelektual di kafe-kafe, klub malam, dan penduduk lokal jutek yang tak mau berbahasa Inggris. Oh apakah Paris demikian mainstream?
Kadang saya kira, tidak-terlalu-mencari-referensi-tentang-kota-tujuan-wisata itu akan lebih menyenangkan. Menyisihkan prasangka serta tidak akan berharap berlebihan -sehingga tidak mungkin kecewa-. Terpenting, saya senang sekali menemukan kejutan "waah ternyata ada ini di sini, bagus banget", dibanding "oh ini toh, sama dengan yang saya lihat di buku".
 |
Pyramide du Louvre |
 |
Musée du Louvre |
 |
Dede yang berbahagia |
 |
Jardin des Tuileries |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar