Jumat, 11 November 2016

Garden of Morning Calm (아침고요수목원)

Sejak lama baca review-review bagus tentang taman bunga ini. Garden of Morning Calm, diambil dari sebuah puisi terkenal yang menggambarkan negeri Korea pada masa dinasti Joseon. "the Land of the Morning Calm". Tetapi karena merupakan taman privat, harga tiket masuknya 9000 won, lumayan mahal. Akhirnya, baru sekarang kesampaian juga mengunjunginya.

sunken garden yang paling picturesque
pond garden, tempat syuting love in the moonlight

Kamis, 06 Oktober 2016

Perpustakaan di Warsaw, Polandia

Perpustakaan umum, biblioteka publiczna dalam bahasa Polandia, sebelumnya mengalami masa-masa sulit. Bangunan tua, sepi, kurang diminati, pun koleksi buku-bukunya semakin usang. Menghadapi tantangan ini, pemerintah menambah anggaran dan memperbaharui perpustakaan. Mereka melakukan digitalisasi katalog dan sistem keanggotaan dengan software-software baru, pelatihan bagi pustakawan, menambah akses internet, termasuk ke publikasi elektronik, CD musik dan video, serta menyelenggarakan banyak acara menarik di perpustakaan dan mempromosikannya.


Selasa, 04 Oktober 2016

Perpustakaan di Pulau Nami

Siapa tahu Pulau Nami? Tempat wisata ini sangat terkenal di Korea Selatan, termasuk bagi turis Indonesia. Pulau dengan taman dan pepohonan yang indah. Namun kadang terlalu ramai, penuh pengunjung, menjadi sedikit melelahkan terutama bagi introvert seperti saya. Maka, masuklah ke Picture Book Libary, suasananya berbeda!

Banyak tempat wisata serta museum di Korea memang memiliki bagian khusus untuk anak-anak dan memiliki perpustakaan juga. Di Museum Nasional Chuncheon misalnya, ada museum anak dan perpustakaan buku bergambar. Bahkan di taman-taman kota terdapat lemari kecil mirip kotak pos berisi sejumlah buku yang bebas dibaca. Namun, perpustakaan begini biasanya tidak ada fasilitas peminjaman. Buku-buku hanya boleh dibaca di tempat.

Senin, 05 September 2016

Malam Musim Panas di Chuncheon

Musim panas di Korea rasanya dimulai sejak Mei dan belum berakhir sampai awal September. Suhu siang sekitar 35 dengan real feel 42, terik, dan sangat humid. Sedikit lebih panas dari Jakarta, tapi bedanya saya ga pernah berniat jalan kaki siang keliling menikmati keindahan Jakarta. Jadilah sepanjang siang setiap hari di Chuncheon ini teramat menyedihkan. Kalaupun memaksakan keluar tengah hari sekedar jalan memutar lalu ke minimarket, meski sudah mengaplikasi sunblock, pulangnya tetap saja muka merraah, gosong.

Pun warga pribumi, selama matahari tampak bersinar, jarang mereka keluyuran di trotoar. Kalau ada, sambil mencari bayang-bayang teduh, membuka payung, atau memakai topi dengan kanopi lebar yang anti UV. Bagi orang Korea, kulit putih itu menunjukkan strata sosial tinggi karena dianggap pekerjaannya keren, di ruang tertutup. Alasan yang sama, sebagian besar produk kosmetik Korea mengandung whitening, dan wisata pantai kurang diminati.

Selasa, 30 Agustus 2016

Gunung Seorak (설악산)

Setelah tiga hari di pantai Sokcho dan gagal ke Seoraksan di hari pertama, saya memaksa PapaMi di hari terakhir. Hikmahnya, kami jadi berangkat di hari kerja yang tentu lebih lengang dibanding akhir pekan, naik bus pagi yang masih kosong, dan naik cable car tanpa antri yang kalau peak hour peak season bisa mengantri 3-4 jam. Menumpang bus 7 atau 7-1 dari Sokcho, sekitar 45 menit sampailah di Taman Nasional Seoraksan (설악산소공원)

Dengan tiket 3500 won (Hilmi gratis), kami masuk Seoraksan. Banyak jalur pendakian bisa dipilih sesuai kemampuan. Berdasarkan perjanjian saya dan PapaMi, karena waktu sangat terbatas, kami tidak akan mendaki. Memandangi orang-orang dengan ransel, topi, jaket, sepatu, professional hiker, di situ kadang saya merasa pingin hiking juga, huhu.


Pantai Sokcho

Dari Chuncheon, kami menumpang bus nonstop sekitar 1,5 jam sampai terminal intercity Sokcho. Naik bus lagi 1, 1-1, 7, 7-1, 9, 9-1, 16, 18, 66, atau 66-1, (mungkin semua bus-dalam-kota bisa?) sampai terminal express. Jika dari Seoul bisa naik bus dari terminal Dongseoul sampai terminal intercity atau langsung dari terminal Gangnam ke terminal express. Lanjutkan jalan kaki 500-an meter. Tibalah di pantai.

melewatkan sunrise di pantai Sokcho

Perjalanan Chuncheon - Sokcho - Seoraksan

Dari terminal Chuncheon, kami beli tiket bus Kangwon Express seharga 13400 won tujuan ke Sokcho. Perjalanan epic pun dimulai. Saya penuh percaya diri setelah baca bahwa hotel akan sangat eye catching dari terminal express di Sokcho. Terminal bus di Sokcho memang ada dua: terminal express untuk bus express (dari Seoul) dan terminal intercity untuk bus biasa (dari Seoul). Kami naik bus Kangwon Express, namanya sudah mention express, saya yakin pasti berhenti di terminal express.

Ternyata bus kami berhenti di terminal intercity. Ternyata masih 2.5 km jaraknya ke hotel. Dengan public wifi terbatas kami mengikuti arahan google maps. Menyusuri pelabuhan, menyebrang danau, menapaki dua jembatan besar, melewatkan panah-panah penunjuk jalan menuju tempat-tempat wisata yang entah apa, saking lelah kami tidak peduli.

Kamis, 11 Agustus 2016

Kim You-Jeong

Adalah seorang novelis terkemuka dari Sille, Chuncheon. Nama Kim You-Jeong (김유정) diabadikan, pada sebuah stasiun kereta yang ikonik, rumah dan taman yang menjadi museum, serta keseluruhan kampung halamannya menjadi desa literatur.

Stasiun Kim You-Jeong merupakan bangunan khas Korea yang megah dengan sebuah kereta menjadi ruang pameran serta infrasuktur lain bertema kereta-dan-masinis.

Museum Nasional Chuncheon

Di alam bawah sadar saya mengakui sangat menikmati semua kunjungan ke museum. Meski awalnya terpaksa, kehabisan tempat hiburan, atau demi ngadem di ruang ber-AC gratisan, pada akhirnya saya sukaa! Di Polandia setiap museum pemerintah punya jadwal sehari dalam seminggu yang tiket masuknya gratis dan Malam Museum yang mengantri seruu sekali. Di Indonesia tiket masuk museum pemerintah sangaat muraahh tetapi tidak cukup menarik pengunjung sehingga banyak museum, di Bandung khususnya, malah jadi tempat berburu hantu saking spooky. Di Korea museum pemerintah dbiasanya free admission bahkan ada section anak-anak juga.

Museum Nasional Korea di Seoul itu megah sekali, Museum Narodowe di Warsaw juga sangat luas, sayangnya saya belum pernah ke Museum Nasional Indonesia (ampun!). Nah Museum Nasional Chuncheon (국립춘천박물관) juga termasuk besar di ibukota yang pedesaan ini. Jadi, pada-satu-hari-musim-panas-yang-biasa-suhu-real-feel-nya-42-seolah-belasan-matahari-membakar-senegara-ini-bersamaan, kami memutuskan berteduh dalam lindungan dinding marmer di museum.