Selasa, 30 Agustus 2016

Gunung Seorak (설악산)

Setelah tiga hari di pantai Sokcho dan gagal ke Seoraksan di hari pertama, saya memaksa PapaMi di hari terakhir. Hikmahnya, kami jadi berangkat di hari kerja yang tentu lebih lengang dibanding akhir pekan, naik bus pagi yang masih kosong, dan naik cable car tanpa antri yang kalau peak hour peak season bisa mengantri 3-4 jam. Menumpang bus 7 atau 7-1 dari Sokcho, sekitar 45 menit sampailah di Taman Nasional Seoraksan (설악산소공원)

Dengan tiket 3500 won (Hilmi gratis), kami masuk Seoraksan. Banyak jalur pendakian bisa dipilih sesuai kemampuan. Berdasarkan perjanjian saya dan PapaMi, karena waktu sangat terbatas, kami tidak akan mendaki. Memandangi orang-orang dengan ransel, topi, jaket, sepatu, professional hiker, di situ kadang saya merasa pingin hiking juga, huhu.



PapaMi menawarkan naik cable car. Mahal? Gapapa, mumpung ke sini. Hore! Dengan 10ribu won per orang, naiklah kami setinggi 670 m ke benteng Gwongeumseong hanya dalam 5 menit. Di dalam cable car kami bareng lagi dengan orang-orang bergaya profesional hiker itu, ternyata mereka tidak sungguh-sungguh mendaki. Orang Korea memang banyak gaya.

Meski hanya benteng, saya senang seolah sudah mencapai puncak gunung. MashaAllah. Pemandangannya baguuss karena memang berada di tempat tinggi.



Puas foto-foto di Gwongeumseong, kami turun dengan cable car lagi, melanjutkan menuju kuil Sinheungsa yang berjarak hanya 10 menit dari pintu masuk sogongwon. Sebelum kuil, terdapat patung Buddha setinggi 10 m dari perunggu, dengan teras granit, dan tampak orang-orang sedang berdoa. Setelahnya terdapat jembatan, dinding batu, serta pintu masuk kuil yang dijaga empat patung raja. Kuil Sinheungsa adalah kuil kuno, tempat bersejarah, dengan bangunan dan pemandangan yang indah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar