Setelah tiba di Groningen dan disambut jamuan makan hingga tengah malam, esoknya kami langsung diajak jalan-jalan ke Den Haag, sekitar 2,5 jam perjalanan kereta. Transportasi umum yang paling diandalkan di Belanda ya kereta ini. Jika di dalam kota transportasinya dengan sepeda, maka transportasi ke luar kota mudah sekali menggunakan kereta karena semua kota saling terhubung dengan jalur yang efisien. Jadwal berangkat dan tiba pun relatif tepat. Untuk satu kota tujuan tertentu, jadwalnya bisa setiap setengah jam, meski dengan rute berbeda. Maka, tidak heran, di satu stasiun bisa ada belasan peron.
Rabu, 05 September 2012
The Netherland #1, Groningen
Jika libur lebaran di Warsaw saja, sudah dipastikan sedihnya, mengingat kangen berkumpul keluarga di Indonesia. Maka kami berlibur, melengkapi papa yang sedang cuti. Terpilihlah Belanda. Teman kami cukup banyak di sana, silaturahmi, dan menghilangkan anggaran hotel. Alasan lain yang penting, tempe. Papa seolah ngidam.
Kami menumpang di flat nyaman bersama pasutri bahagia yang baiik sekalii, Eryth dan Ka Iqbal. Kedatangan kami bahkan disambut dengan upacara makan besar dan enak. Kami disiapkan timetable jalan-jalan keliling Belanda, lengkap dengan tourguide dan bekal makan siang. Terharu..
Rabu, 08 Agustus 2012
Resep Dokter: Kol
Beribadah di Ramadhan ini, ya, saya tertinggal. Namun sedikit senang ketika membaca dan diingatkan bahwa beribadah itu bukan hanya habluminallah, harus juga habluminannas. Maka, menyiapkan makan, menemani dede bermain dan belajarnya pun ibadah. Alhamdulillah. Mengharap ridho Allah semoga semua niat baik menjadi ibadah yang pahalanya juga dilipatgandakan di bulan suci ini.
Oia kenapa saya tidak puasa.
Wisata Taman di Warsaw #2
Menyambung artikel sebelumnya, Wisata Taman di Warsaw #1, berikut adalah review beberapa taman yang lain, masih versi saya.
Jumat, 03 Agustus 2012
Wisata Taman di Warsaw #1
Warsaw adalah ibukota dan kota metropolis, sama seperti Jakarta, tetapi Warsaw memiliki udara yang segar. Kenapa? Karena seperempat kotanya adalah area hijau. Wow, bagi saya, ini amazing. Warsaw is one of rare cities that can proudly say that its green, wooded boundaries are actually growing outwards [referensi bisa dibaca di warsawtour.pl]. Selain ladang dan kebun di pinggiran kota, Warsaw memiliki banyak taman di pusat kota. Sebagian merupakan taman bersejarah dengan istana. Sebagian lagi merupakan square atau taman-taman lebih kecil dekat pemukiman yang selalu dirawat dengan baik. Dan saya kira taman di Warsaw tidak layak lagi dikatakan taman, melainkan hutan, karena satu taman di sini pasti luaaas sekali.
Senin, 23 Juli 2012
Ramadhan di Polandia
Setelah dua Ramadhan lalu bolong-bolong puasa, tahun ini saya harus penuh. Meski masih berstatus ibu menyusui, tetapi Dede sudah cukup umur untuk seharusnya memenuhi semua kebutuhan gizi dari makanan padat. Semoga kendala summer - dengan waktu siang hampir 19 jam- juga tidak mengganggu niat puasa sebulan ini.
Maka, dimulailah Ramadhan 1433 H pada 20 Juli 2012, lebih awal sehari dibandingkan keputusan pemerintah di Indonesia. Saat sahur saya berupaya makan dan minum banyak, tetapi selalu berakhir amnesia, berasa lupa berapa hari ga makan. Membereskan pekerjaan rumah saja lemesnya keterlaluan. Daan menunggu waktu sunset itu lamaaa sekali.
Kalau di Indonesia, senang karena semua dikondisikan Ramadhan. Godaan-godaan diminimalkan, dengan alasan menghormati yang berpuasa. Kadang ada dispensasi kerja juga. Beribadah pun menjadi tambah semangat. Di sini sebaliknya, kami harus menghormati yang tidak berpuasa. Kami harus bertahan di sekitar orang-orang yang makan, yang minum di siang yang amat panas, istigfar setiap berseliweran adegan film remaja kasmaran, termasuk yang berjemur dengan bikini. Jam bekerja tetap seperti biasa, gerah, cape, tanpa makan siang, dan menunda makan sore.
Pengen pulang ini mah. Kangen ramadhan di Indonesia. Kangen suara adzan dari mesjid. Kangen buka puasa jam 6 sore. Kangen kolak dan kerupuk mie buat tajil. Kangen beli cuanki sepulang tarawih. Ah ya, kami juga lagi puasa tentang Indonesia bukan? Kalau nanti pulang pasti lebih nikmat dari minum es buah saat buka.
Hikmahnya, esensi puasa di sini lebih terasa. Mudah-mudahan bukan sekedar menahan lapar dan haus yang ekstrim, setidaknya bisa belajar lebih tertib. Seperti orang-orang Poland yang tertib menyebrang jalan, membuang sampah pada tempatnya, saling memberi tempat duduk di kendaraan umum, menyapa, antri, dan banyak lagi hal kecil yang semakin langka ditemui di masyarakat Indonesia. Ya, semoga ramadhan, di manapun, akan membawa kita menjadi muslim yang lebih baik.
Maka, dimulailah Ramadhan 1433 H pada 20 Juli 2012, lebih awal sehari dibandingkan keputusan pemerintah di Indonesia. Saat sahur saya berupaya makan dan minum banyak, tetapi selalu berakhir amnesia, berasa lupa berapa hari ga makan. Membereskan pekerjaan rumah saja lemesnya keterlaluan. Daan menunggu waktu sunset itu lamaaa sekali.
ramadhan timetable dari islamicfinder.org |
Kalau di Indonesia, senang karena semua dikondisikan Ramadhan. Godaan-godaan diminimalkan, dengan alasan menghormati yang berpuasa. Kadang ada dispensasi kerja juga. Beribadah pun menjadi tambah semangat. Di sini sebaliknya, kami harus menghormati yang tidak berpuasa. Kami harus bertahan di sekitar orang-orang yang makan, yang minum di siang yang amat panas, istigfar setiap berseliweran adegan film remaja kasmaran, termasuk yang berjemur dengan bikini. Jam bekerja tetap seperti biasa, gerah, cape, tanpa makan siang, dan menunda makan sore.
Pengen pulang ini mah. Kangen ramadhan di Indonesia. Kangen suara adzan dari mesjid. Kangen buka puasa jam 6 sore. Kangen kolak dan kerupuk mie buat tajil. Kangen beli cuanki sepulang tarawih. Ah ya, kami juga lagi puasa tentang Indonesia bukan? Kalau nanti pulang pasti lebih nikmat dari minum es buah saat buka.
Hikmahnya, esensi puasa di sini lebih terasa. Mudah-mudahan bukan sekedar menahan lapar dan haus yang ekstrim, setidaknya bisa belajar lebih tertib. Seperti orang-orang Poland yang tertib menyebrang jalan, membuang sampah pada tempatnya, saling memberi tempat duduk di kendaraan umum, menyapa, antri, dan banyak lagi hal kecil yang semakin langka ditemui di masyarakat Indonesia. Ya, semoga ramadhan, di manapun, akan membawa kita menjadi muslim yang lebih baik.
Senin, 16 Juli 2012
Maafkan saya,
Beralibi bahwa ini cukup manusiawi, akhirnya di manapun juga saya akan merasa ada saja yang kurang nyaman. Terlebih di sini begitu jauh dari keluarga. Di sini saya ga punya teman. Belajar menjadi istri yang membereskan rumah, memasak, menyetrika. Belum senyum dan harum saat papa pulang kerja. Belajar menjadi ibu yang menemani dede main, mengajari makan, dan bertahan atas semua kacau, karena dede masih kecil. Dan saya begitu berantakan. Ke mana harus mengeluh, berbagi, melarikan diri?
Sabtu, 07 Juli 2012
Aku.
Aku tidak mengerti jalan pikirmu, Arya. Bagaimana bisa kamu bilang mencintai Kaira dan ingin menikah dengannya? Apa menariknya Kaira? Dia bukan gadis yang istimewa. Setidaknya, dia tidak cukup istimewa untuk laki-laki teristimewa sepertimu. Aku tidak setuju. Sampai kapanpun, aku tidak akan pernah setuju.
Ris, aku sudah berkali-kali menceritakan Kaira padamu. Dia teman sekantorku. Ehm, sebenarnya tidak. Dia di departemen berbeda, tapi kami satu gedung. Kami selalu makan siang di kantin yang sama. Kini di meja yang sama. Aku senang berada di dekatnya, mengobrol dengannya. Dia cantik sekali, Ris. Kami sama-sama suka nonton. Kami berencana menonton film Spider-Man yang baru. Sayang, kamu selalu sibuk akhir-akhir ini ya, tidak bisa ikut nonton bersama kami. Tetapi kata Kaira sepulang menonton, dia akan membelikan sekotak coklat untukmu. Kamu pasti senang karena kamu suka sekali coklat. Kaira baik ya? Kemarin aku melihat Kaira menyulam, tampaknya akan membuatkanmu syal juga, seperti punyaku. Ris, aku sudah berkali-kali bilang padamu. Aku mencintai Kaira. Aku ingin menikah dengannya.
Padaku, Risa menunjukkan lembaran-lembaran foto itu lagi. Kedua orang tuanya. Rindu yang membuncah. Risa mencoba bertahan, namun menangis juga. Aku tahu, tangisnya terlalu perih. Sesekali ketika malam begini, ia menunjukkan rapuh. Orang tuanya telah lama pergi. Keduanya meninggal dalam kecelakaan, demi mencari Risa remaja yang kabur dari rumah. Selama itu Risa menjadi kesalahan bagi keluarganya. Ia dibuang, meski dalam rumah dan segala yang mewah. Aku sering melihatnya melamun, berbicara sendiri, betapa dia ingin mati.
Mungkin aku tidak rela melihat kamu menikah. Mungkin aku tidak rela mengetahui kamu mencintai Kaira. Apa aku boleh cemburu? Bukanlah kamu bilang kamu mencintaiku? Bukankah kita pernah berjanji akan selalu bersama? Sudah bertahun kita melangkahi sepi, kita akan tetap berbahagia berdua.
Menurutku, Risa itu wanita yang kuat, pintar, suka mengobrol, dan suka coklat. Namun terkadang ia pendiam dan misterius. Malam-malam saat ia kangen orang tuanya, ia menginap di kamarku. Ia bercerita banyak hal, melupakan kesedihannya. Lain waktu, terutama ketika makan siang, ia sering diam saja, hanya memandangiku. Katanya aku cantik. Dipuji begitu oleh sahabatku sendiri, membuatku tersipu juga.
Malam ini aku tidak bisa tidur. Mengingat awal pertemuan kita hingga kebersamaan yang bahagia. Kamu adalah alasan untukku bertahan hidup, tanpa siapa-siapa. Menyatu denganmu membentuk cinta yang sempurna. Lalu tiba-tiba saja aku harus menangis. Aku akan kehilangan kamu, Arya. Dan tentu ini karena Kaira. Aku benci. Aku sangat benci Kaira.
Ris, apakah kamu sering merasa dimensimu berganti? Suatu malam aku memutuskan tidak tidur. Aku memang belum tidur, belum melakukan apapun. Tetapi aku tersadar sudah pagi, dengan tubuh lelah gemetar. Aku kehilangan semalamku. Entah. Samar aku hanya seolah bermimpi menjadi penyihir membawa apel beracun. Mimpi yang aneh, bukan? Seharusnya aku menjadi pangeran tampan.
Risa bilang malam ini mau menginap di kamarku, belajar menyulam. Namun malam Risa mengetuk kamarku, terlalu larut. Aku sangat mengantuk, setengah tak sadar membuka pintu. Aku pasti sangat sangat mengantuk. Yang kuingat sekarang malah penyihir dan apel beracun. Aku tidak ingat bagaimana Risa selanjutnya, apakah jadi menginap di kamarku. Aku mungkin terjatuh, atau pingsan, atau mati ditusuk dan berlumuran darah. Bodohnya, kalau aku mati mana mungkin aku bisa menceritakan ini.
Namaku Arya. Aku mencintai Kaira dan ingin menikah dengannya. Tuduhan ini absurd. Percobaan pembunuhan, heh? Malam itu aku hanya merasa kehilangan waktu.
Ris, aku sudah berkali-kali menceritakan Kaira padamu. Dia teman sekantorku. Ehm, sebenarnya tidak. Dia di departemen berbeda, tapi kami satu gedung. Kami selalu makan siang di kantin yang sama. Kini di meja yang sama. Aku senang berada di dekatnya, mengobrol dengannya. Dia cantik sekali, Ris. Kami sama-sama suka nonton. Kami berencana menonton film Spider-Man yang baru. Sayang, kamu selalu sibuk akhir-akhir ini ya, tidak bisa ikut nonton bersama kami. Tetapi kata Kaira sepulang menonton, dia akan membelikan sekotak coklat untukmu. Kamu pasti senang karena kamu suka sekali coklat. Kaira baik ya? Kemarin aku melihat Kaira menyulam, tampaknya akan membuatkanmu syal juga, seperti punyaku. Ris, aku sudah berkali-kali bilang padamu. Aku mencintai Kaira. Aku ingin menikah dengannya.
Padaku, Risa menunjukkan lembaran-lembaran foto itu lagi. Kedua orang tuanya. Rindu yang membuncah. Risa mencoba bertahan, namun menangis juga. Aku tahu, tangisnya terlalu perih. Sesekali ketika malam begini, ia menunjukkan rapuh. Orang tuanya telah lama pergi. Keduanya meninggal dalam kecelakaan, demi mencari Risa remaja yang kabur dari rumah. Selama itu Risa menjadi kesalahan bagi keluarganya. Ia dibuang, meski dalam rumah dan segala yang mewah. Aku sering melihatnya melamun, berbicara sendiri, betapa dia ingin mati.
Mungkin aku tidak rela melihat kamu menikah. Mungkin aku tidak rela mengetahui kamu mencintai Kaira. Apa aku boleh cemburu? Bukanlah kamu bilang kamu mencintaiku? Bukankah kita pernah berjanji akan selalu bersama? Sudah bertahun kita melangkahi sepi, kita akan tetap berbahagia berdua.
Menurutku, Risa itu wanita yang kuat, pintar, suka mengobrol, dan suka coklat. Namun terkadang ia pendiam dan misterius. Malam-malam saat ia kangen orang tuanya, ia menginap di kamarku. Ia bercerita banyak hal, melupakan kesedihannya. Lain waktu, terutama ketika makan siang, ia sering diam saja, hanya memandangiku. Katanya aku cantik. Dipuji begitu oleh sahabatku sendiri, membuatku tersipu juga.
Malam ini aku tidak bisa tidur. Mengingat awal pertemuan kita hingga kebersamaan yang bahagia. Kamu adalah alasan untukku bertahan hidup, tanpa siapa-siapa. Menyatu denganmu membentuk cinta yang sempurna. Lalu tiba-tiba saja aku harus menangis. Aku akan kehilangan kamu, Arya. Dan tentu ini karena Kaira. Aku benci. Aku sangat benci Kaira.
Ris, apakah kamu sering merasa dimensimu berganti? Suatu malam aku memutuskan tidak tidur. Aku memang belum tidur, belum melakukan apapun. Tetapi aku tersadar sudah pagi, dengan tubuh lelah gemetar. Aku kehilangan semalamku. Entah. Samar aku hanya seolah bermimpi menjadi penyihir membawa apel beracun. Mimpi yang aneh, bukan? Seharusnya aku menjadi pangeran tampan.
Risa bilang malam ini mau menginap di kamarku, belajar menyulam. Namun malam Risa mengetuk kamarku, terlalu larut. Aku sangat mengantuk, setengah tak sadar membuka pintu. Aku pasti sangat sangat mengantuk. Yang kuingat sekarang malah penyihir dan apel beracun. Aku tidak ingat bagaimana Risa selanjutnya, apakah jadi menginap di kamarku. Aku mungkin terjatuh, atau pingsan, atau mati ditusuk dan berlumuran darah. Bodohnya, kalau aku mati mana mungkin aku bisa menceritakan ini.
Namaku Arya. Aku mencintai Kaira dan ingin menikah dengannya. Tuduhan ini absurd. Percobaan pembunuhan, heh? Malam itu aku hanya merasa kehilangan waktu.
Selasa, 03 Juli 2012
Musim Semi Berganti Musim Panas Sekali
Pada musim semi, rumput pun berbunga-bunga..
Taman yang sebelumnya hanya beralas tanah telah berganti hijau. Pohon yang kering, tampak mati, seolah terlahir kembali. Bunga bermekaran warna-warni serupa di film india. Dandelion terbang. Air mancur dan kolam-kolam mulai mengalir. Udara sepanjang hari menjadi lebih hangat, bersahabat.
Kami menanggalkan boots dan jaket tebal, mematikan heater, melihat banyak orang bersepeda. Meski sering hujan, meski kadang suhu jatuh lagi ke angka 10, kadang salju. Saya tetap jatuh cinta pada wangi daun dan kembang musim semi.
Lalu musim panas.
Saya terbakar. Dede juga. Ketika super-sun (matahari yang menurut saya pasti berukuran lebih besar dibanding biasanya) sungguh berada di atas kepala kami. Curangnya lagi, matahari itu telah terbit sempurna pada jam 4, dan baru terbenam lewat jam 21. Lengkap dengan udara teramat panas tanpa sedikitpun angin bersemilir.
I dont understand why Poles really love summer. Orang berlama-lama berbikini, berjemur, berderet-deret. Terutama saat weekend, taman menjadi ramai sekali. Saya mah males. Nemenin Dede sebentar saja sudah cukup membuat saya semakin hitam. Tragisnya ga ada Tje fuk, Ponds, produk whitening apapun. Apakah saya perlu cuci muka dengan norit seperti di iklan?
Belum lagi ini gerah keterlaluan. Berteduh di bawah pohon malah berasa dipanggang, ga ada sejuk-sejuknya sama sekali. Kalau malam Dede tidur juga gelisah, ga nyenyak, kepanasan, sampai bajunya harus dibuka. Mungkin sama seperti di Subang atau Jakarta. "Jah baru segitu doang, di Arab suhunya bisa 50 dan ga ada masalah."
Sesekali langit yang silau tiba-tiba gelap. Seketika hujan deras. Hujan yang juga melempar es sebesar-besar bola bekel. Alhamdulillah kami belum keluar rumah. Selang beberapa menit berhenti. Matahari pun kembali, seakan mendung dan air tak pernah menggantikannya. Panas.
Saya ini memang tidak bersyukur ya. Saat winter mengeluh dingin, saat summer mengeluh lagi. Berdoa saja saya semoga di hari sepanas ini nanti bisa kuat puasa ramadhan 20 jam sebulan. Amiin.
Happy summer!
Taman yang sebelumnya hanya beralas tanah telah berganti hijau. Pohon yang kering, tampak mati, seolah terlahir kembali. Bunga bermekaran warna-warni serupa di film india. Dandelion terbang. Air mancur dan kolam-kolam mulai mengalir. Udara sepanjang hari menjadi lebih hangat, bersahabat.
Kami menanggalkan boots dan jaket tebal, mematikan heater, melihat banyak orang bersepeda. Meski sering hujan, meski kadang suhu jatuh lagi ke angka 10, kadang salju. Saya tetap jatuh cinta pada wangi daun dan kembang musim semi.
Lalu musim panas.
Saya terbakar. Dede juga. Ketika super-sun (matahari yang menurut saya pasti berukuran lebih besar dibanding biasanya) sungguh berada di atas kepala kami. Curangnya lagi, matahari itu telah terbit sempurna pada jam 4, dan baru terbenam lewat jam 21. Lengkap dengan udara teramat panas tanpa sedikitpun angin bersemilir.
I dont understand why Poles really love summer. Orang berlama-lama berbikini, berjemur, berderet-deret. Terutama saat weekend, taman menjadi ramai sekali. Saya mah males. Nemenin Dede sebentar saja sudah cukup membuat saya semakin hitam. Tragisnya ga ada Tje fuk, Ponds, produk whitening apapun. Apakah saya perlu cuci muka dengan norit seperti di iklan?
Belum lagi ini gerah keterlaluan. Berteduh di bawah pohon malah berasa dipanggang, ga ada sejuk-sejuknya sama sekali. Kalau malam Dede tidur juga gelisah, ga nyenyak, kepanasan, sampai bajunya harus dibuka. Mungkin sama seperti di Subang atau Jakarta. "Jah baru segitu doang, di Arab suhunya bisa 50 dan ga ada masalah."
Sesekali langit yang silau tiba-tiba gelap. Seketika hujan deras. Hujan yang juga melempar es sebesar-besar bola bekel. Alhamdulillah kami belum keluar rumah. Selang beberapa menit berhenti. Matahari pun kembali, seakan mendung dan air tak pernah menggantikannya. Panas.
Saya ini memang tidak bersyukur ya. Saat winter mengeluh dingin, saat summer mengeluh lagi. Berdoa saja saya semoga di hari sepanas ini nanti bisa kuat puasa ramadhan 20 jam sebulan. Amiin.
Happy summer!
Langganan:
Postingan (Atom)