Jumat, 11 Mei 2012

Dede, saat main di luar

Saya kadang merasa alien, berjilbab di Polandia yang katolik sekali. Apalagi saya begitu pengen invisible, rikuh ketemu orang, berkubur saja di rumah, meski galau. Namun Dede, sebagai anak-anak, lebih suka main menemukan hal baru di luar rumah. Maka saya terpaksa membumi, mengantar Dede jalan-jalan, terutama kalau hari cerah. Dede paling suka main di taman, berjam-jam.


Baru beberapa meter berjalan, Dede sudah disapa. Senang, karena saya tidak perlu menyapa duluan yang jaman dulu sering dicuekin. Orang-orang di sini ramah dan sopan sekali, selain pasti suka anak-anak. Mungkin karena Dede juga berbeda sehingga menarik perhatian. Anak Asia; kulitnya berwarna, kepalanya bulat, hidung yang berbeda.


Sebelumnya Dede jalan pake sepatu yang bunyi, biasa kalau di Indonesia, tapi mungkin di sini ga ada. Banyak orang melihat Dede, bahkan anjing pun mendatangi, dikira bunyi-bunyian itu mengajaknya main. Diperhatikan anak-anak cewe, dede grogi, jatohlah.

Kalau sedang sangat senang, Dede suka ketawa, teriak-teriak, lari-lari, joget, nabrak orang. Maka akan bertambah lagi yang memperhatikan, mulai yang senyum dari jauh, melambaikan tangan, mendatangi, sampai fotoin Dede dan ngasih jeruk. Dede punya banyak fans.


Bersama Dede kemana-mana membuat saya merasa lebih baik. Mengesampingkan sindrom invisible dan kekhawatiran ketemu hooligan atau orang mabuk yang rasis. Sapaan-sapaan kepada Dede sangat menenangkan, seolah kami diterima di sini. Mudah-mudahan juga menjadi aman, sungguh tegakah menjahati seorang perempuan tak berdaya dan anaknya yang kecil begini. Karena mereka ga tau muslim sesungguhnya mengajarkan damai dan toleran. Semoga Allah selalu menjaga kami, di setiap waktu, di semua negeri.

1 komentar: