Menuju Danau Morskie Oko, kami naik minibus dari stasiun utama Zakopane, 10 zl sampai Lysa Polana yang berbatasan langsung dengan Slovakia. Dari Lysa Polana bayar tiket masuk 5 zl lalu mengikuti jalan aspal, teruuus, 11 km. Ada kereta kuda, Papa menawarkan. "Jah, apa serunya naik kuda? Jalan aja! Tiga jam doang." Maka kami mulai berjalan kaki, dan kelak saya akan menyesali perkataan tadi.
Pemandangan sepanjang jalan serupa menuju Gunung Tangkuban Perahu, tanpa kendaraan bermotor demi menjaga Taman Nasional terhindar polusi. Dan ingatlah, ini perjalanan ke gunung. Tentu saja menanjak, tentu saja berat, melelahkan, dan ternyata tiga jam itu lamaaa sekali. Saya menyerah, Dede sepenuhnya digendong Papa. Saya cape. Semua mulai terasa monoton. Semakin sulit harus melewati tangga-tangga curam. Mana cuacanya labil: panas, mendung, hujan, panas lagi, hujan lagi. Saya menyesal, seandainya tadi naik kuda. Oh, ini harus jalan sampai kapan? Danaunya manaaa???
He's born to be our hero |
Lalu Alhamdulillah, perjuangan berakhir. Kami sampai. Horee! Tapi danau yang saya bayangkan tak ada juga. Hanya es. Danau beku. Yaaah.
Danau Morskie Oko |
Rencananya, dari Morskie Oko saya pengin melanjutkan jalan lagi ke Danau Czarny Staw. Huh, boro-boro! Kami sungguh-sungguh menyerah, turun gunung dengan kuda saja.
Ke bagian Tatra yang lain, kami ke Dolina Strążyska, tidak jauh dari pusat kota. Berjalan sekitar satu jam sampai ujung lembah, yaitu kaki gunung Giewont. Pemandangannya menarik, dikelilingi gunung, bisa beristirahat sambil minum teh. Katanya ada air terjun Siklawa, tapi kami ga nemu, mungkin perjalanan kami belum beres. Morskie Oko masih menyisakan kaki saya bengkak-bengkak. Lebay.
picture taken by Dede |
Jika berminat hiking, dari sini bisa melanjutkan 2,5 jam lagi ke Gunung Giewont. Terima kasih, saya lain kali saja.
Oia dari pintu masuk Dolina Strążyska, tidak masuk ke Taman Nasional, berbeloklah menyusurinya. Kelak menemukan lapang hijau menghamparkan pemandangan kota, rumah-rumah khas Zakopane. Apalagi kalau langit cerah, cantik sekali. Kami menyusuri pinggiran hutan, lapang, ladang, sampai ke Kuźnice. Di Kuźnice inilah terdapat pusat keramaian: lintasan ski, cable car ke Kasprowy Wierch, komidi putar, serta minibus untuk pulang ke kota.
lapang hijau |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar