Minggu, 23 Desember 2012

Warsaw Lite

Menjelang natal, Warsaw malam jauh lebih bercahaya. Ketika hari gelap mulai jam 15.30-an, lampu-lampu di berbagai tempat mulai menyala, warna-warni, lengkap dengan pohon-pohon cemara raksasa. Di Old Town, di jalan-jalan, di semua mall, bagus banget pokoknya. Berikut adalah sebagian hasil perjuangan kami di Old Town, karena berfoto saat suhu minus belasan itu... beku.

Kamis, 29 November 2012

Warsaw Old Town

Kalau kamu mau berkunjung ke Warsaw, boleh hubungi saya. Pasti saya ajak ke Old Town, atau Stare Miasto dalam bahasa Polandia, wisata sejarah Warsaw abad ke-13 yang jauh lebih menyenangkan dibanding ke museum. Selama Perang Dunia II, hampir seluruh Old Town hancur, tetapi dibangun kembali dengan sangat baik sesuai aslinya sehingga menjadi bagian dari UNESCO World Heritage. Sepanjang tahun, sepanjang hari, Old Town selalu ramai wisatawan, banyak galeri, toko souvenir, kafe, restoran, hingga sinema.

Berikut adalah detail Old Town, sebagian foto diambil dari warsawtour.pl

Senin, 26 November 2012

Kangen Mamaa

Masih tersimpan utuh dalam ingatan; wajah muda Mama, dan saya yang pernah sekecil itu. Dulu saya pasti sangat merepotkan ya? Menguntit Mama setiap hari setiap waktu. Menangis, merengek, memanggil-manggil. Meminta bantuan untuk segala hal sepele. Tak mampu bangun bertumpu dengan kedua kaki sendiri. Apalagi saya susah makan, hanya mau kerupuk dan kembang gula. Ah, kalau saya jadi Mama, betapa lelah dan muak. Tetapi Mama sabar meladeni saya, mengajarkan kebaikan.

Kini waktu sudah bertumbuh. Lama berganti. Saya bahkan telah mampu terbang. Saya punya rumah, keluarga, dan teman-teman. Saya merasa memiliki dunia dan bahagia.

Kelak suatu hari langit mungkin runtuh. Tak menyisakan apa-apa, siapa-siapa. Namun saya percaya Mama tidak akan lepas memeluk saya. Lebih dari doa, cinta sepanjang masa. Di ruang manapun, di waktu kapanpun, saya merasakan Mama. Sejauh apapun saya tidak pernah mengembara sendirian.

Kangen Mamaaa..

ternyata saya ga punya foto berdua Mama

*Melihat Dede, banyak refleksi saya. Namun menjadi Mama, saya terus saja gagal.

Jumat, 16 November 2012

inspirasi

Saya menulis; senang, sedih, marah, menumpahkan lewat kata. Meski tak terbaca, gagal dimengerti. Biar saja, toh curhat saya sudah tuntas berbusabusa. Bahagia saya sudah dibagi, disimpan untuk menghibur kalau saya sedih nanti. Hanya lega. Sama sekali bukan untuk dimuat di Kompas Minggu. Walau, oh, honor satu juta, kapan ya? Hihi.

Papa juga meminta saya tetap menulis. Dan Pea yang sesungguhnya menginspirasi. @vierachmawati.

Sabtu, 10 November 2012

Bukan Jalan ke Surga

Saya punya pisau dapur, bukan pisau daging. Apartemen saya di lantai dasar. Di sini racun serangga tidak dijual bebas, apalagi diazepam. Dengan apa saya bisa mati, yang tidak menyakitkan?

Kesedihan nyatanya telah membunuh jiwa saya pelan-pelan. Saya tidak utuh lagi. Maka saya perlu mati, memutus derita tak berkesudahan ini.

Demi cerita yang dramatis, saya melarikan diri. Pada badai salju. Pada malam paling dingin. Saya sudah memilih taman putih yang sepi. Saya tidak akan ditemukan sampai beberapa hari, setidaknya sampai salju mencair dan bau mayat tercium ke pemukiman.

...

Kemudian. Saya tidak mengira surga. Setelah bunuh diri bukankah harus ke neraka? Lalu bagaimana bisa neraka harum sup wortel, potongan seledri, dan kaldu gurih begini? Saya pun melihat malaikat, wajah kecil yang tersenyum mengantarkan mangkuk. Dua malaikat. Ini benar surga.

Silau matahari mengalir dari jendela dekat kepala saya. Apakah di surga juga ada pagi? Saat burung-burung mampir mencari serpihan roti. Di rumah senyaman ini. Semua barang tertata rapi. Lantainya bersih mengkilap. Tempat tidur dan selimut dakron hangat sekali. Ah, saya tidak mau meninggalkan surga.

Dua malaikat itu terus saja tersenyum. Kini mendekat. Semakin jelas keduanya bercahaya, cinta. Saya sangat ingin memeluknya. Berbagi bahagia. Namun ternyata pergelangan tangan saya sakiit sekali, luka.

...

Sekalipun berimaji, saya tidak ingin bunuh diri.


Kamis, 08 November 2012

tentang ini lagi

Tuhan, maafkan saya. Pada ruang ini saya gagal. Terlalu gelap. Ah, alibi. Sesungguhnya menyerah pada sepi, mengasihani diri sendiri. Saya sudah mengemis pada satu satu etalase. Mereka mengusir saya.

Tuhan, maafkan saya. Menimpakan marah kepada rumah yang tidak pernah bersalah. Mencoba merobohkan cintanya yang bertumbuh, bertahun menjaga saya dalam hangat. Mata saya buta. Betapa Engkau telah menurunkan malaikat di sana. Cukuplah bahagia kami saja.

berbahagia dengan cara kami sendiri

Tuhan, maafkan saya. Mohon jauhkan saya dari kesiasiaan ini. Saya tidak akan lagi meminta dunia mengulurkan tangan. Sayalah yang seharusnya tegar. Saya akan lulus pada ruang ini, pada ujianujian nanti. Sebelum diciptakan kesulitan, bukankah telah diciptakan juga penyelesaiannya?

Tuhan, hanya saya ingin selalu dekat denganMu, dalam damai. Karena ketenangan datang hanya dariMu. *Dan kegalauan adalah karena ketololan saya melupakanMu*

Mulai hari ini bolehkah semuanya kembali baik lagi?

Kamis, 25 Oktober 2012

Wisata Mall di Warsaw

Di Warsaw, ada lebih dari 20 shopping mall. Kenapa banyak? Karena perlu. Karena musim dingin nyatanya lebih dari setengah tahun, maka taman outdoor bukan pilihan. Jadilah berlibur, berjalan-jalan, mencari hiburan ya di mall. Seperti mall pada umumnya, ada banyak toko asli Polandia maupun merk asing; toko pakaian, sepatu, kafe, restoran, bioskop, klub fitnes, dan beberapa menyediakan area permainan untuk anak. Mall biasanya buka setiap hari, sekitar jam 10 pagi sampai jam 10 malam, bahkan pada hari libur nasional mall tetap buka, hanya toko-tokonya tutup, hehe.

Berikut adalah beberapa mall di Warsaw dan alamatnya. Saya sendiri belum mengunjungi semuanya. Saya perlu ke mall untuk belanja mingguan di supermarket, menghemat waktu dan uang. Menurut saya, di mana pun namanya mall ya begitu begitu saja. For women shopping is the best therapy, but if no money, shopping is such a tragedy.

Menjadi Wanita

Kalau kesempurnaan wanita diukur berdasarkan kepandaian berdandan, kerajinan beres-beres, masakan yang enak, dan hobi menjahit, saya pasti harus reinkarnasi. Menjadi pria? Bukan, menjadi botol saja. Argh, sungguh tidak bergunanya saya, wanita gagal! Dan bukannya berusaha lebih giat belajar atau melanjutkan menyetrika, saya malah mengetik ini. Bolehkah saya tidak melakukan apa-apa sejenak, me time?

Saya sedang lelah mengulang hari. Sekali saja saya ingin tidak membersihkan makanan yang ditumpahkan Dede, tidak membujuknya makan, tidak menerjemahkan tangisnya. Sehari saja saya ingin tidak memasak, frustasi setiap kali mencicipinya, membosankan, tidak enak. Saya ingin menangis sendiri. Saya ingin pulang melajang. Sebentar saja saya ingin berhenti; tidak bangun pagi, tidak mencuci, tidak membaca facebook, tidak makan.

Oh Tuhan, bukankah saya berjanji untuk syukur.

Seandainya boleh mengeluh, betapa menjemukan pekerjaan wanita rumahan. Seandainya tanpa iman, terasa berat sekali menjalankannya tak pernah berkesudahan. Seandainya tidak ada harapan kepada anak untuk tumbuh menjadi sholeh, tidak akan sudi mengerjakan pekerjaan tanpa status bergengsi ini. Seandainya bukan karena bakti dan cinta kepada suami, bagaimana bisa bertahan hingga bertahun lagi. Seandainya tidak mengharap ridha Allah, sia-sialah semua bersusah payah.

Selasa, 16 Oktober 2012

Babcie

Babcie dalam bahasa Polandia artinya nenek. Babcie juga merujuk kepada wanita-wanita tua dengan tongkat, topi, dan mantel bulu, yang banyak ditemui di jalan, di kendaraan, di taman, bahkan di mall. Di Polandia memang banyak nenek-nenek berkeliaran, kadang ditemani kakek-kakek, berdua romantis, kadang sendiri. Walaupun sudah sangat tua, mereka masih sehat dan kuat, bisa berjalan cepat, menyusul saya yang ringkih dan lambat. Sering saya lihat mereka berlari mengejar bus, subhanallah.

Babcie ini menjadi pembahasan khusus pada banyak artikel di internet. Di manapun Anda berada di Polandia, babcie bisa "tiba-tiba muncul". Selanjutnya, komentar babcie bisa membuat Anda menelan ludah dan ingin segera menghilang.