Melanjutkan digitalisasi jurnal praktikum di dapur.
Jumat, 30 Mei 2014
Bakso. Rendang. Gepuk. Resep Rumah 1
Tinggal di rumah yang jauh --tak terjangkau warung nasi Padang dan mamang-mamang layaknya Bandung-- membuat saya terpaksa harus membaca "jurnal praktikum" untuk bereksperimen di dapur. Beberapa resep mencontek di sini, saya tulis ulang di buku. Kemudian atas tuntutan jaman, saya kira semua hal perlu didigitalisasi.
Senin, 26 Mei 2014
Root Canal Treatment
*ini testimoni dari perspektif pasien berdasarkan pengalaman menjalani root canal treatment, perawatan kanal akar.
Sabtu, 17 Mei 2014
Malam Museum
17 Mei tahun ini adalah malam museum, noc muzeow. Semua museum --juga banyak galeri, lembaga kebudayaan, pusat komunitas, perpustakaan, gereja, kedutaan besar, pub, dan kafe-- buka semalaman GRATIS. Beberapa disertai pameran, pertunjukan, makanan, souvenir dan guided tour. Seluruh warga nampaknya berpartisipasi. Jalanan ramai sekali. Antrean di museum tertentu sangat sangaaat panjang. Namun tetap tertib, aman, dan pengalaman menyenangkan.
Selasa, 06 Mei 2014
Taman Nasional Tatra
Mengunjungi Taman Nasional Tatra (TatrzaĆski Park Narodowy), kami memulai dari Zakopane. Untuk hiking profesional sebaiknya beli peta Tatra, di situ ditunjukkan beberapa jalur pendakian dengan berbagai warna untuk dipilih sesuai kemampuan. Membawa balita, kami memilih yang paling mudah, --selain yang paling terkenal-- Morskie Oko.
Menuju Danau Morskie Oko, kami naik minibus dari stasiun utama Zakopane, 10 zl sampai Lysa Polana yang berbatasan langsung dengan Slovakia. Dari Lysa Polana bayar tiket masuk 5 zl lalu mengikuti jalan aspal, teruuus, 11 km. Ada kereta kuda, Papa menawarkan. "Jah, apa serunya naik kuda? Jalan aja! Tiga jam doang." Maka kami mulai berjalan kaki, dan kelak saya akan menyesali perkataan tadi.
Menuju Danau Morskie Oko, kami naik minibus dari stasiun utama Zakopane, 10 zl sampai Lysa Polana yang berbatasan langsung dengan Slovakia. Dari Lysa Polana bayar tiket masuk 5 zl lalu mengikuti jalan aspal, teruuus, 11 km. Ada kereta kuda, Papa menawarkan. "Jah, apa serunya naik kuda? Jalan aja! Tiga jam doang." Maka kami mulai berjalan kaki, dan kelak saya akan menyesali perkataan tadi.
Langganan:
Postingan (Atom)