Jumat, 11 Januari 2013

Hadiah dari Papa.. Krakow #1

Senangnya Papa libur banyak, natal dan tahun baru. Jalan-jalan yuk! Ke mana lagi di Warsaw? Berasa semua sudah khatam. Lagipula dingin begini. Kalau ke luar negeri visa saya dan Dede hampir habis. Papa juga masih banyak peer, belum seminar. Padahal ini Ryanair lagi diskon. Ah, ga seru. Lalu, ke Krakow saja ya? Wah, mauu! Lusa. Ciyus? Oh, terharu. Kecupkecup Papa.


Kami pun memesan tiket kereta online, yang murah, berdua 112 zl. Tapi bingung mendapat dua tempat duduk yang selisih satu nomor. Cancel. Beli di loket stasiun saja. Dan ajaib, kami mendapat 3 nomor tempat duduk, satu gratis buat Dede, dengan harga menjadi 92 zl.  Polandia memang sangat mencintai anak-anak.

Sebelumnya saya baru sekali menginap di hotel Pangandaran, sepertinya ga ada bintangnya. Sekarang senang atas pertama kalinya menginap di hotel sungguhan. Kampungan ya, hihi. Biarlah, toh setiap orang memang harus punya pengalaman pertama. Sebelum menjadi frequent flyer, sebelum menjadi premium member, pun tetap harus melewati pengalaman pertama. Maka, boleh kan ini pengalaman pertama saya di Holiday Inn, walau di usia hampir 27 tahun *eh kok saya sudah tua ya*. Kapan-kapan siapa tahu pengalaman rutin saya ternyata menginap di Sardinia. Hehe, mimpinya keterlaluan, tapi amiin. Padahal memilih hotel begini juga karena kebetulan ada diskon 44%. Dan hotelnya memang bagus, bersih, nyaman. Sarapan kenyang dan enak-enak.

Liburan yang sesungguhnya ya jalan-jalan di luar, dingiiin. Apalagi pagi pertama belum check-in, membawa seperangkat tas lengkap dan menggendong Dede, betapa berat hidup kami. Ditambah nyasar karena saya sudah ga kuat untuk ga naik tram, maaf ya Papa.

membawa banyak tas, beraaat

Oia hari selanjutnya nyasar lagi malam-malam di Kazimierz. Ini dulunya adalah kota pemukiman Yahudi. Sinagoga tertua di Polandia dibangun di sana. Selama Perang Dunia II, orang-orang Yahudi termasuk di Kazimierz, dipaksa Nazi pindah ke ghetto di Podgórze. Sebagian besar tewas dalam likuidasi ghetto atau kamp-kamp kematian. Setelah Perang, di Kazimierz tidak ada lagi Yahudi sehingga diabaikan. Namun sejak 1988, ada Festival Budaya tahunan Yahudi yang menarik banyak orang kembali ke jantung Oppidum dan memperkenalkan budaya Yahudi. Kini mulai tumbuh lagi populasi Yahudi Kazimierz yang berasal dari Israel dan Amerika. Remuh Synagogue masih aktif melayani sekelompok kecil jemaat Yahudi. Saya juga ga ngerti kenapa distrik itu harus jadi tempat wisata, mungkin karena sedikit scene di film Steven Spielberg. Hanya dominasi bangunan-bangunan tua -yang jelas lebih bagus di Stare Miasto- serta banyak sekali restoran bertema Yahudi. Kalau ga berminat terhadap sejarah Yahudi, mungkin bagian ini bisa dilewatkan.

Remuh Synagogue. Kami ke sana malam-malam, jadi ga bisa masuk

Tentang Stare Miasto, keren, absolutely. Bangunan artistik yang banyaaak banget, beberapa kali keliling di sana ga selesai-selesai. Istana Wawel juga bagus. Dijelaskan terpisah ya di posting berikutnya. Kesimpulannya; hadiah dari Papa, paket liburan di Krakow, sangat sangat menyenangkan. Kapan kita liburan lagi, Papa? *kemudian Papa kabur menyelamatkan kartu tabungannya*

satu-satunya foto hasil jepretan saya yang layak tayang. sisanya blur semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar