Di Warsaw, ada lebih dari 20 shopping mall. Kenapa banyak? Karena perlu. Karena musim dingin nyatanya lebih dari setengah tahun, maka taman outdoor bukan pilihan. Jadilah berlibur, berjalan-jalan, mencari hiburan ya di mall. Seperti mall pada umumnya, ada banyak toko asli Polandia maupun merk asing; toko pakaian, sepatu, kafe, restoran, bioskop, klub fitnes, dan beberapa menyediakan area permainan untuk anak. Mall biasanya buka setiap hari, sekitar jam 10 pagi sampai jam 10 malam, bahkan pada hari libur nasional mall tetap buka, hanya toko-tokonya tutup, hehe.
Berikut adalah beberapa mall di Warsaw dan alamatnya. Saya sendiri belum mengunjungi semuanya. Saya perlu ke mall untuk belanja mingguan di supermarket, menghemat waktu dan uang. Menurut saya, di mana pun namanya mall ya begitu begitu saja. For women shopping is the best therapy, but if no money, shopping is such a tragedy.
Kamis, 25 Oktober 2012
Menjadi Wanita
Kalau kesempurnaan wanita diukur berdasarkan kepandaian berdandan, kerajinan beres-beres, masakan yang enak, dan hobi menjahit, saya pasti harus reinkarnasi. Menjadi pria? Bukan, menjadi botol saja. Argh, sungguh tidak bergunanya saya, wanita gagal! Dan bukannya berusaha lebih giat belajar atau melanjutkan menyetrika, saya malah mengetik ini. Bolehkah saya tidak melakukan apa-apa sejenak, me time?
Saya sedang lelah mengulang hari. Sekali saja saya ingin tidak membersihkan makanan yang ditumpahkan Dede, tidak membujuknya makan, tidak menerjemahkan tangisnya. Sehari saja saya ingin tidak memasak, frustasi setiap kali mencicipinya, membosankan, tidak enak. Saya ingin menangis sendiri. Saya ingin pulang melajang. Sebentar saja saya ingin berhenti; tidak bangun pagi, tidak mencuci, tidak membaca facebook, tidak makan.
Oh Tuhan, bukankah saya berjanji untuk syukur.
Seandainya boleh mengeluh, betapa menjemukan pekerjaan wanita rumahan. Seandainya tanpa iman, terasa berat sekali menjalankannya tak pernah berkesudahan. Seandainya tidak ada harapan kepada anak untuk tumbuh menjadi sholeh, tidak akan sudi mengerjakan pekerjaan tanpa status bergengsi ini. Seandainya bukan karena bakti dan cinta kepada suami, bagaimana bisa bertahan hingga bertahun lagi. Seandainya tidak mengharap ridha Allah, sia-sialah semua bersusah payah.
Saya sedang lelah mengulang hari. Sekali saja saya ingin tidak membersihkan makanan yang ditumpahkan Dede, tidak membujuknya makan, tidak menerjemahkan tangisnya. Sehari saja saya ingin tidak memasak, frustasi setiap kali mencicipinya, membosankan, tidak enak. Saya ingin menangis sendiri. Saya ingin pulang melajang. Sebentar saja saya ingin berhenti; tidak bangun pagi, tidak mencuci, tidak membaca facebook, tidak makan.
Oh Tuhan, bukankah saya berjanji untuk syukur.
Seandainya boleh mengeluh, betapa menjemukan pekerjaan wanita rumahan. Seandainya tanpa iman, terasa berat sekali menjalankannya tak pernah berkesudahan. Seandainya tidak ada harapan kepada anak untuk tumbuh menjadi sholeh, tidak akan sudi mengerjakan pekerjaan tanpa status bergengsi ini. Seandainya bukan karena bakti dan cinta kepada suami, bagaimana bisa bertahan hingga bertahun lagi. Seandainya tidak mengharap ridha Allah, sia-sialah semua bersusah payah.
Selasa, 16 Oktober 2012
Babcie
Babcie dalam bahasa Polandia artinya nenek. Babcie juga merujuk kepada wanita-wanita tua dengan tongkat, topi, dan mantel bulu, yang banyak ditemui di jalan, di kendaraan, di taman, bahkan di mall. Di Polandia memang banyak nenek-nenek berkeliaran, kadang ditemani kakek-kakek, berdua romantis, kadang sendiri. Walaupun sudah sangat tua, mereka masih sehat dan kuat, bisa berjalan cepat, menyusul saya yang ringkih dan lambat. Sering saya lihat mereka berlari mengejar bus, subhanallah.
Babcie ini menjadi pembahasan khusus pada banyak artikel di internet. Di manapun Anda berada di Polandia, babcie bisa "tiba-tiba muncul". Selanjutnya, komentar babcie bisa membuat Anda menelan ludah dan ingin segera menghilang.
Babcie ini menjadi pembahasan khusus pada banyak artikel di internet. Di manapun Anda berada di Polandia, babcie bisa "tiba-tiba muncul". Selanjutnya, komentar babcie bisa membuat Anda menelan ludah dan ingin segera menghilang.
Senyum yang Mahal di Polandia
Membaca artikel di majalah Forbes, the world's rudest nation for travelers is French, and Polish placed 10th. Tapi, Polandia kan bukan tujuan wisata. Orang-orang yang disurvey lebih mungkin sudah pernah ke Perancis, tapi belum tentu pernah ke Polandia. Orang yang belum pernah ke Polandia, pasti ga akan memilih Polandia sebagai negara tidak ramah. Saya membaca lagi, di banyak artikel dan banyak forum, which cultures dont smile much? Russians? Germans? Best answer is Polish. Hehe, saya setuju.
Jumat, 05 Oktober 2012
It's not a Magazine
Pernahkah masuk ke sebuah mall, ke toko, dan pelayannya terlihat sangat merendahkan kita? "Lo ga akan sanggup beli, ngapain liat-liat, keluar gih!" Saya beberapa kali mengalaminya. Di Bandung, di mall besar, di toko surfing, di fashion outlet yang sepi saking mahalnya, dan di kota ini sekarang.
Kamis, 04 Oktober 2012
Kartu Pos
"Mbak Dian, kartu pos nya sudah sampai!"
Setelah rajin buka kotak surat, akhirnya menemukan juga yang ditunggu-tunggu. Senang. Apalagi kartu pos nya lucu, anak-anak unyu yang sedang main di bawah pohon sakura. Jadi pengen ke Jepang..
Terimakasih banyak Mbak Dian.
Tentang Mbak Dian bisa dilihat di blognya. Mbak Dian ini contoh ibu yang superb. Cantik. Jago memasak, bahkan bisa bikin tempe doong. Rajin menjahit, bagus-bagus semua. Yang paling hebat, Mbak Dian mengurus sendiri Dito dan baby Aoi di Jepang. Ah, Mbak Dian membuat saya minder.
Karena ternyata menyenangkan mendapat kartu pos, saya pengen mengirim juga. Seharusnya banyak siy kartu pos yang bagus di sini. Namun mengingat kemampuan bahasa Polandia saya belum bertambah dari dzien dobry, saya males ribet-ribet berbahasa isyarat. Hehe. Lagipula, adakah yang mau saya kirimi kartu pos? Jika Anda berminat, segera hubungi saya ya. Persediaan terbatas, dan besok harga naik (korban iklan apartemen di metrotipi).
Setelah rajin buka kotak surat, akhirnya menemukan juga yang ditunggu-tunggu. Senang. Apalagi kartu pos nya lucu, anak-anak unyu yang sedang main di bawah pohon sakura. Jadi pengen ke Jepang..
Terimakasih banyak Mbak Dian.
Tentang Mbak Dian bisa dilihat di blognya. Mbak Dian ini contoh ibu yang superb. Cantik. Jago memasak, bahkan bisa bikin tempe doong. Rajin menjahit, bagus-bagus semua. Yang paling hebat, Mbak Dian mengurus sendiri Dito dan baby Aoi di Jepang. Ah, Mbak Dian membuat saya minder.
Karena ternyata menyenangkan mendapat kartu pos, saya pengen mengirim juga. Seharusnya banyak siy kartu pos yang bagus di sini. Namun mengingat kemampuan bahasa Polandia saya belum bertambah dari dzien dobry, saya males ribet-ribet berbahasa isyarat. Hehe. Lagipula, adakah yang mau saya kirimi kartu pos? Jika Anda berminat, segera hubungi saya ya. Persediaan terbatas, dan besok harga naik (korban iklan apartemen di metrotipi).
Langganan:
Postingan (Atom)