Kamis, 23 Februari 2017

Amblyopia (Mata Malas) Hilmi

Dua bulan setelah pertemuan dengan dokter mata anak, Hilmi periksa lagi. Mata kirinya belum membaik signifikan. Hilmi didiagnosis ambliopia (lagi).

Catatan (4). Amblyopia, atau mata malas adalah kurangnya kemampuan penglihatan salah satu mata karena gagal bekerjasama dengan otak. Fungsi mata kan memfokuskan cahaya pada retina, informasi ini harus diteruskan sepanjang saraf optik ke otak buat selanjutnya diterjemahkan jadi hasil visual. Kasus amblyopia terjadi pada sekitar 2 - 3% anak-anak dan dapat berlanjut sampai dewasa, menjadi penyebab umum kebutaan sebelah mata pada orang dewasa.

Amblyopia dapat berhubungan dengan strabismus atau mata juling, baik juling ke dalam (esotropia) maupun juling ke luar (exotropia). Terkadang amblyopia disebabkan adanya katarak yang menghalangi penglihatan. Namun, penyebab sebagian besar kasus amblyopia ialah ketidakmampuan satu mata untuk fokus dibandingkan mata satunya. Misalnya, sebelah mata lebih rabun jauh, lebih rabun dekat, atau lebih astigmatisma dibanding mata satunya. Tentang astigmatisma Hilmi di posting sebelumnya.

Pengobatan amblyopia adalah dengan memaksa menggunakan mata yang penglihatannya lemah. Dokter mungkin meresepkan tetes mata atropin yang diteteskan di mata yang penglihatannya lebih kuat membuat penglihatan mata kuat tersebut menjadi buram sehingga anak terpaksa menggunakan mata malasnya untuk melihat.

Dokter Hilmi tidak menyuruh atropin, melainkan patch, perekat untuk menutup mata kuat. Sama, terapi ini juga memaksa untuk menggunakan mata malas, merangsangnya untuk tetap melihat dan syaraf-syaraf optik tetap menyampaikan hasil penglihatannya ke otak. Hilmi harus menutup matanya selama enam jam setiap hari! Beberapa referensi menunjukkan bahwa pada kasus ambliopia moderat, menutup mata kuat selama dua jam sehari sudah cukup, tetapi referensi-referensi lain menyatakan lebih baik jika patching dilakukan enam jam.

perekat mata untuk dua bulan

Hari awal-awal Hilmi menutup sebelah matanya, kami sedih sekali. Hilmi menangis lamaa, tidak bisa mengerjakan apa-apa. Lego duplo saja tidak kelihatan, apalagi membaca iqro. Saya menemani main balok besar-besar, sambil menahan tangis. Tangan Hilmi meraba-raba, balok-balok sebesar itu tidak juga kelihatan. Baru sekitar hari ketiga Hilmi bisa menonton tivi lagi. Mudah-mudahan semakin hari semakin baik.



Saya baca, studi pengaruh usia terhadap keberhasilan ambliopia masihlah terbatas. Namun sistem visual manusia berkembang pesat mulai usia tujuh tahun, yaitu terciptanya koneksi penting antara mata dan otak sehingga terapi ambliopia diharapkan bisa optimal di usia Hilmi sekarang. Aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar