Ramadhan di Korea. Berpuasa mulai sekitar jam 3 AM sampai jam 8 PM, memang tidak sedramatis di Polandia yang 19 jam. Tetapi musim panas di sini serupa Subang dan Jakarta, teriiikk sekali dengan suhu lebih dari 30 C. Jalan kaki main ke taman saja sudah lelah, panas, hauuss, pengen marah-marah (saya doang kaliii). Sampai jam 5 sore pun masih terik keterlaluan. Setelah Ramadhan pun, saat ga lagi puasa, saya tetap lemeess banget keluar rumah di musim panas seterik di sini.
Sebulan berlalu, Ramadhan pertama di Korea. Hari ini Idul Fitri pertama saya di Korea. Di Chuncheon, sholat Ied dilakukan di mushola kampus Kangwondae. Sebagai satu-satunya ibu-ibu Indonesia di Chuncheon, saya merasa hampa (lebay!). Beruntung PapaMi cuti, bisa mengisi kehampaan ini sepenuh hari.
Kami ke Namiseom, demi tiga piring hidangan halal pada hari raya. Sebenarnya saya berencana memasak, berapa hari lalu Papa sudah beli online daging halal, tapi sampai sekarang belum datang juga, bagai punuk merindukan bulan rendang dan opor lebaran. Restoran halal di Namiseom ini namanya Dongmoon, tersertifikasi halal KMF, jadi semua-muanya dijamin halal, horee! Restorannya bagus dan nyaman. Menyediakan menu makanan Asia, harganya moderat-atas, per porsinya cukup buat seorang -ga cukup buat share-, dan rasa masakan yang kami coba siy biasa aja.
Ini kali pertama saya ke Namiseom, pulau Nami. Keren, karena ada musholanya yang bagus dan bersiiihh banget. Perpustakaan picture book-nya juga luas, nyaman, cantik, sukaa, pengen bikin di rumah. Outdoornya siy tipikal taman saja, ditambah cafe-cafe dan permainan-permainan komersil. Di Namiseom juga feel like home, karena mayoritas pengunjung adalah orang Indonesia, Namiseom malah ga populer buat native Korea, jadi yang kedengeran bahasa Indonesia di mana-mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar