Sewaktu masih tinggal di Warsaw, apalagi sebelumnya, saya tidak terpikir mencari informasi tentang ini. Alhamdulillah, Warsaw baik saja. Berikut beberapa pemaparan, apakah Warsaw ramah keluarga, alias family friendly. Pemaparan ini subjektif berdasarkan pengamatan saya.
selalu ada sudut spesial untuk anak-anak, di ruang tunggu manapun, di kantor apapun |
1. Transportasi
Transportasi umum di Warsaw adalah hal paling keren, menurut saya. Bus, tram, kereta, saling terhubung sampai ke kota-kota tetangga. Informasinya super lengkap: di halte, di dalam kendaraan, di smartphone. Jadwalnya super tepat, misal bisa memperkirakan untuk sampai di suatu tempat jam sekian harus berangkat dari rumah menit sekian, naik bus menit sekian sampai berapa stop, lalu lari ganti tram di halte sekian, dan sampai tujuan. Sistem tiketnya juga super efisien, canggih, dan relatif murah.
Saya menulis tentang transportasi Warsaw di sini, di sini, dan trasportasi antarkota di sini.
Family friendly, yes.
Transportasi umum di Warsaw adalah hal paling keren, menurut saya. Bus, tram, kereta, saling terhubung sampai ke kota-kota tetangga. Informasinya super lengkap: di halte, di dalam kendaraan, di smartphone. Jadwalnya super tepat, misal bisa memperkirakan untuk sampai di suatu tempat jam sekian harus berangkat dari rumah menit sekian, naik bus menit sekian sampai berapa stop, lalu lari ganti tram di halte sekian, dan sampai tujuan. Sistem tiketnya juga super efisien, canggih, dan relatif murah.
Saya menulis tentang transportasi Warsaw di sini, di sini, dan trasportasi antarkota di sini.
Family friendly, yes.
2. Tempat main anak
Di Warsaw banyaak sekali taman, hutan kota, pepohonan di pinggir jalan, dan bunga-bunga musim semi. Di taman yang banyak itu pasti ada playground, dan playground tambahan mungkin disediakan pengelola apartemen. Jadi, saya bisa mengajak Hilmi jalan-jalan di hari weekday berganti-ganti playground, menyusuri taman besar atau hutan saat weekend, atau sesekali ke playground indoor berbayar di mall. Karena Warsaw juga punya banyaak mall untuk saya window shopping. Hehe.
Saya juga menulis tentang taman di sini, di sini, di sini, dan tentang mall di sini.
Family friendly, yes.
Di Warsaw banyaak sekali taman, hutan kota, pepohonan di pinggir jalan, dan bunga-bunga musim semi. Di taman yang banyak itu pasti ada playground, dan playground tambahan mungkin disediakan pengelola apartemen. Jadi, saya bisa mengajak Hilmi jalan-jalan di hari weekday berganti-ganti playground, menyusuri taman besar atau hutan saat weekend, atau sesekali ke playground indoor berbayar di mall. Karena Warsaw juga punya banyaak mall untuk saya window shopping. Hehe.
Saya juga menulis tentang taman di sini, di sini, di sini, dan tentang mall di sini.
Family friendly, yes.
3. Cuaca
Polandia adalah negara subtopis, empat musim, dengan musim dingin yang panjaaang. Suhu terdingin pernah saya alami sampai minus 25 dan salju melimpah. Di musim panas, suhu mencapai 30-an, tetapi berlangsung hanya sekitar dua bulan, dan kalau hujan suhunya menurun lagi, drastis. Saya kira, cuaca dingin lebih kondusif untuk kerja, dan cuaca terik juga ga seru untuk jalan-jalan. Saya juga kangen saljuu.
Family friendly, yes.
4. Makanan
Terutama untuk muslim, hal ini paling penting. Sayang karena Islam di Polandia sangat minoritas, menemukan makanan berlabel halal menjadi sulit. Ada satu toko daging halal segar di Warsaw, sekitar tiga toko groceries merangkap restoran halal, dan satu toko di mesjid. Di kota lain bertambah sulit lagi.
Terutama untuk muslim, hal ini paling penting. Sayang karena Islam di Polandia sangat minoritas, menemukan makanan berlabel halal menjadi sulit. Ada satu toko daging halal segar di Warsaw, sekitar tiga toko groceries merangkap restoran halal, dan satu toko di mesjid. Di kota lain bertambah sulit lagi.
Saya menulis di sini.
Muslim family friendly, no.
5. Tempat ibadah
Di Warsaw ada dua mesjid, yang baru di sekitar Ochota dan yang lebih jauh di Wilanow. Kegiatan keislaman terbatas. Rasanya, di kampus-kampus juga tidak disediakan mushola.
Sebagai referensi, sedikit ditulis di sini.
Muslim family friendly, no.
6. Kesehatan
Di Polandia ada asuransi wajib ZUS yang dipotong langsung dari gaji, mungkin serupa BPJS. Karena hampir semua orang adalah klien ZUS, pelayanan RS umum menjadi antri. Orang-orang yang kurang puas biasanya mendaftar asuransi lain di RS swasta, seperti Medicover atau Luxmed. Tetapi menariknya, untuk penyakit berat, RS swasta malah akan merujuk kembali ke RS publik karena fasilitas lebih lengkap.
Prosedurnya, kalau sakit atau mau konsultasi, kita perlu
membuat appointment. Untuk ZUS, kadang kita baru bisa datang ke klinik beberapa hari lagi,
yang malah sakitnya keburu sembuh. Bahkan harus menunggu berbulan-bulan untuk antri vaksinasi atau tindakan operasi yang bisa ditunda. Dengan ZUS juga, pembelian obat antibiotik jadi diskon 50%.
Pengalaman saya di sini.
Family friendly, yes.
7. Sekolah anak
Saya di Polandia sewaktu Hilmi belum sekolah. Dari cerita teman, sekolah publik itu semuanya gratis, bahkan sekolah tambahan, seperti sekolah musik yang publik juga gratis. Preschool untuk anak usia 3-6 tahun, sifatnya tidak wajib sehingga public preschool jumlahnya terbatas. Sekolah privat, biasanya sekolah internasional, biayanya relatif mahal, dan tidak dijamin lebih bagus dibanding sekolah publik. Bagi anak-anak, adaptasi bahasa bukanlah masalah. Tetapi untuk anak lebih besar, usia SMP atau SMA harus mengikuti kelas bahasa Polandia dulu sebelum benar-benar masuk sekolah.
Family friendly, yes.
8. Kesempatan kerja dependants
Tidak seperti di Korea, atau teman di US atau Australia, kerja paruh waktu di Polandia relatif sulit. Pekerjaan diprioritaskan bagi orang Polandia, EU, atau yang fasih berbahasa Polandia.
Saya pernah menulis di sini.
Family friendly, no.
9. Orang Polandia
Dari tingkat keamanan, sampai terakhir saya tinggal, dibanding ibukota negara Eropa lain, Warsaw lebih aman. Tapi tetap harus berhati-hati karena pencopetan, perampokan, bahkan pemerkosaan masih diberitakan terjadi. Sebisa mungkin hindari orang mabuk, hindari keluar malam sendirian.
Orang Polandia memang jarang senyum, dan mungkin akan menemukan satu dua kejadian diskriminasi. Namun, percayalah, umumnya orang Polandia berkarakter baik. Mereka ramah dan pengertian terhadap anak-anak, selalu menyapa kalau berpapasan di lorong apartemen, murah bilang maaf dan terimakasih. Mereka suka menolong, membawakan barang kalau kita tampak kerepotan, ngasi tempat duduk di bus dengan sukarela. Mereka sangat tertib, berbudaya antri, teratur berlalu lintas, sampai bisa menyeberang jalan dengan aman dan nyaman.
Orang Polandia memang jarang senyum, dan mungkin akan menemukan satu dua kejadian diskriminasi. Namun, percayalah, umumnya orang Polandia berkarakter baik. Mereka ramah dan pengertian terhadap anak-anak, selalu menyapa kalau berpapasan di lorong apartemen, murah bilang maaf dan terimakasih. Mereka suka menolong, membawakan barang kalau kita tampak kerepotan, ngasi tempat duduk di bus dengan sukarela. Mereka sangat tertib, berbudaya antri, teratur berlalu lintas, sampai bisa menyeberang jalan dengan aman dan nyaman.
Family friendly, yes.
10. Sesama orang Indonesia
Hal buruknya, sedikit sekali orang Indonesia di Polandia, apalagi di kota-kota kecil sangat mungkin sendirian. Hal baiknya, kita saling kenal dan akrab. Keluarga KBRI, diaspora, dan PPI saling berbaur, berkumpul, dan sering membuat acara bersama.
Saya menulis di sini.
Family friendly, yes.
Demikian. Ada lagi yang perlu ditambahkan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar