Setiap kota di Indonesia pasti punya mall-mall besar dan mewah. Sudah banyak, masih juga rajin menggusur pemukiman dan lahan hijau. Jalan semakin macet, masyarakat semakin konsumtif, semakin ga ada pilihan rekreasi, semakin depresi buat yang hobi
window shopping tapi ga sanggup beli (untuk poin terakhir, saya ngacung).
Berbeda, mall di sini tidak banyak dan tidak besar. Luasnya mungkin hampir sama dengan BIP (Bandung Indah Plaza), dengan satu supermarket,
foodcourt, dan tidak selalu ada bioskopnya. Kalah jauh sama jakarta yang punya mall kelapa gading, entah butuh berapa hari supaya beres ditelusuri, yang jarak berapa ratus meter udah ada mall lain lagi, ada Arta Gading, ada MOI, ITC..
|
Zlote Tarasy, mall di pusat kota Warsaw. |
Sebagai gantinya, di sini ada banyak taman, lapangan olahraga, dan area publik. Menurut saya, ini jauh lebih baik dibanding mall. Mengurangi polusi, mengurangi gaya hidup konsumtif, banyak pilihan rekreasi yang murah, nyaman, dan sehat, serta bisa mengurangi depresi, galau, bahkan kriminalitas.
Beruntungnya, di belakang flat kami ada taman, skwer Sue Ryder, diambil dari nama seorang Inggris yang membuat organisasi amal untuk kanker setelah perang dunia kedua di Polandia. Taman ini lumayan luas dan ada
playground tempat bermain anak-anak. Setiap saat selalu ada orang berlama-lama di taman ini, terlebih kalau cuaca sedang cerah. Pemandangan paling umum adalah anjing-anjing yang berlarian, burung-burung yang banyak dapat remah roti, ibu-ibu yang mendorong
stroller, anak-anak yang main di
playground, kakek nenek yang berkeliling berpegangan tangan dengan romantis, satu dua anak muda yang duduk baca buku, pada musim salju banyak orang membuat
snowman dan istana yang bagus-bagus. Kalau malam, lampu-lampu taman cukup membuat terang, masih tampak anjing-anjing yang digembalakan, kadang ada gelandangan, dan ketika
weekend berkumpul anak muda minum-minum, sama sekali tanpa suasana mistis hantu kuntilanak ngesot atau pocong keramas.
|
skwer Sue Ryder dengan sisa-sisa salju |
Dede suka sekali main di taman. Sewaktu masih bersalju, kami membuat boneka salju yang karena pertama kali ya hasilnya belum cukup bagus. Dede suka mengejar anjing yang kalau anjingnya sudah mendekat minta dielus, saya bilang ga boleh. Dede mengejar burung yang sampai kapan juga tidak akan berhasil. Sekali Dede cape, hanya duduk melihat orang-orang lewat. Kemudian berdiri lagi, mengelilingi tempat sampah berulang-ulang. Di
playground Dede paling suka main pelosotan. Dan bisa lamaaa sekali main pasir. Terus ga mau pulang. Padahal hidung, pipi, dan jarinya sudah merah kedinginan.
|
Dede suka membuat boneka salju dan main pasir. |
Seandainya nanti di belakang rumah di Indonesia juga ada taman senyaman di sini..
Amiiiin buat doa di kalimat terakhir.
BalasHapusBener Is, taman yang bersih dan ada tempat main anak-anak itu sarana rekreasi sehat dan paling murah :)
Bener-bener berharap di Indonesia lebih banyak ruang publik daripada mall. Saatnya predikat g4vL diubah dari yang kongkownya di mall atau cafe-cafe jadi lesehan sambil baca buku atau BBQan di taman ^^
mba Diaaan,, di taman sini ga ada BBQan. atau karena lagi musim dingin ya? dan ga ada ritual piknik sambil nonton bunga sakura..
BalasHapustapi setuju. nanti kita jadi mama-mama paling g4vl karena tiap hari kongkow di taman :D