Jumat, 28 April 2017

Tujuh.

Hari ini PapaMi memberi hadiah anniversary: sunglasses. Tahu bahwa istrinya satu-satunya ini kacamatanya retak tapi tidak kunjung beli karena belum nemu diskonan. PapaMi membelikan yang berharga 14 kali lipat dibanding budget saya. Wow. Ga boleh protes 😅. Karena saya malah ga kasih hadiah apa-apa. Payah ya.

Hal romantis apa yang tidak pernah dilakukan PapaMi? Tidak ada! Kirim surat cinta, kasih buket bunga di stasiun kereta, liburan ke Paris, bantuin belanja ke pasar, mandiin Hilmi, you name it. Namun, memamerkan kelebihan suami kan dosa ya. Iya, dosa! Karena bisa jadi promosi terus menarik minat wanita lain terus menyebabkan pertengkaran atau bunuh diri, kan dosa, kan? 

photo by Hilmi

Lalu, --menghindari dosa-- bagaimana menunjukkan bahwa saya bangga sama PapaMi? Tujuh tahun. Yang saya ingat semuanya senang. Cerita panjaang sebelum tidur, saya berharap pagi jangan lekas datang. Memasak berdua, mengacau dapur dan makanan akhirnya. Berkali liburan dengan itinerary ajaib hasil susunan saya yang secara lebih ajaib berhasil semua dipenuhi Papa. 

Kita jalan-jalan rutin akhir pekan --bukannya istirahat setelah seminggu kerja-- sampai PapaMi pasti lelah tak terkira. Apalagi kalau saya sedang pundung dan depresi. Papa tetap sabar menjadi teman saya. Berulang bilang bahwa saya dan Hilmi adalah alasannya mengumpulkan semangat pada setiap hari barunya. Huhu, saya harus terharu, mesem-mesem, atau jaim saja?

Tidak tahu apa yang akan terjadi besok. Semoga Tuhan merestui kita, mempertemukan kembali hingga surga. Semoga kita kuat berjuang, semakin erat berpegangan. Mendaki gunung, lewati lembah, sungai mengalir indah ke samuderaaa.. Setidaknya, nanti, sampai kita semakin tua, ketika kita saling menatap tidak lagi membuat berdebaran, berjanjilah untuk ingat bahwa kita pernah teramat bahagia bersama-sama.

MamaMi. Cinta PapaMi selamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar